Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN mampu mencetak peningkatan kinerja di tengah melambatnya pertumbuhan kredit secara nasional selama kuartal III 2016. Hingga akhir September, BTN membukukan laba Rp1,6 triliun atau naik 32,6 persen dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp1,2 triliun.
Peningkatan laba tersebut berkat dari naiknya pendapatan bunga bersih dan perolehan pendapatan berbasis komisi (
fee based income) yang diperoleh BTN sepanjang tahun ini.
"Secara keseluruhan, pencapaian kinerja BTN sangat baik dan rata-rata tumbuh di atas industri perbankan nasional. Kami optimistis bisa mempertahankan laju pertumbuhan dan mencapai target hingga akhir tahun," ujar Maryono dalam konferensi pers, Senin (24/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bank spesialis penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tersebut juga mencatatkan peningkatan permintaan kredit dan pembiayaan sebesar Rp153,8 triliun atau tumbuh 16,9 persen jika dibandingkan kuartal III tahun lalu yang hanya sebesar Rp131,8 triliun. Capaian tersebut jelas lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan kredit secara industri yang hanya mencapai 6,8 persen.
BTN membukukan aset sebesar Rp197,3 triliun atau tumbuh 18,8 persen dari posisi tahun lalu yang sebesar Rp166 triliun. Di samping itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan tumbuh 18,5 persen dari Rp 124,5 triliun pada 2015 menjadi Rp 147,5 triliun pada 2016.
Tekan Kredit MacetMaryono mengungkapkan di tengah tren kenaikan rasio kredit macet (Non Performing Loan/NPL), BTN justru mampu menekan turun rasio NPL
gross dari 4,50 persen di kuartal III tahun lalu menjadi 3,60 persen pada akhir September lalu.
"Kami fokus pada langkah-langkah strategis untuk perbaikan proses kredit (
front end), intensifikasi dan perbaikan di proses
collection (
middle end), restrukturisasi kredit dan percepatan eksekusi (
recovery) agunan kredit bermasalah," ujarnya.
Perseroan menargetkan hingga akhir tahun NPL berada di bawah kisaran 3 persen. Oleh karena itu menurut Maryono perseroan akan tetap fokus pada program
recovery aset agar kualitas kredit dapat diperbaiki. Sampain dengan 30 September 2016 BTN telah melakukan
recovery aset sebesar Rp964 miliar.
(gir/gen)