Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, lelang Wilayah Kerja (WK) migas konvensional yang diluncurkan pada saat Indonesia Petroleum Association (IPA) Convex bulan Mei 2016 lalu belum menarik perhatian satu pun Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Pasalnya, baru tiga WK yang diminati dari total tujuh WK yang lelangnya dilakukan secara penunjukkan langsung kepada investor. Atau dengan kata lain, ada empat WK yang terancam tidak laku dilelang tahun ini.
Tunggal, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas, Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM tak ingin menyimpulkan bahwa perusahaan migas sudah tak lagi berminat melakukan eksplorasi. Ia menyebut, instansinya tengah mengkaji penyebab investor masih enggan melirik empat WK ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami masih evaluasi, kenapa empat WK ini tidak ada yang
bid. Apakah datanya kurang atau bagaimana? Kalau kurang, akan kami perbaiki. Kami akan bekerjasama dengan badan geologi untuk mengemas WK ini jadi lebih baik," terang Tunggal di Gedung Kementerian ESDM, kemarin malam.
Selain masalah data, ia menduga lokasi WK yang berada di Indonesia Timur mungkin juga menjadi pertimbangan investor. Pasalnya, sebagian besar WK di Indonesia Timur berada di perairan laut dalam, sehingga dibutuhkan pemikiran panjang sebelum melakukan eksplorasi karena biaya yang dibutuhkan juga tak sedikit.
Sayangnya, ia tidak ingat nama empat WK yang belum laku tersebut.
"Empat WK ini menurut kita sudah laik, tapi kalau tidak ada yang menawar berarti kami introspeksi diri dong. Apa memang datanya? Apakah daerahnya susah? Karena kebanyakan lokasinya di daerah laut dalam, WK
onshore kan rata-rata sudah habis," ujar Tunggal.
Sembari mencari peserta lelang empat WK, Kementerian ESDM kini tengah mengkaji kecakapan finansial peserta lelang untuk tender tiga WK lainnya. Untuk itu, instansinya juga sedang meminta bantuan akuntan publik demi menilai kapabilitas keuangan calon KKKS.
Ia berharap, pemenang lelang sudah keluar pada bulan November mendatang.
"Bagian kami cuma buka evaluasi teknis, lalu evaluasi keuangan nantinya oleh pihak lain. Karena finansial bukan kompetensi kita, makanya kami sewa akuntan publik," jelasnya.
Sebagai informasi, Kementerian ESDM tengah melelang 14 WK konvensional pada tahun ini, yang terdiri dari tujuh WK yang dilelang secara terbuka dan tujuh WK yang ditawarkan secara langsung.
Ketujuh WK yang dilelang secara penunjukkan langsung terdiri dari Bukit Barat, Batu Gajah Dua, Kasongan, Ampuh, Ebuny, Onin, dan West Kaimana. Sementara itu, WK yang tengah dilelang secara terbuka terdiri dari Kasuri II, Munakarra Mamuju,
South Coastal Plain Pekanbaru, Suremana I,
South East Mandar, dan
North Aguni.
Terkait lelang WK yang dilakukan secara terbuka, Tunggal mengatakan bahwa instansinya masih menyusun syarat dan ketentuan (
Terms and Condition/T&C) pengelolaan WK.
"Karena T&C-nya harus sesuai kelayakan WK seperti data dan lain-lain. Tapi tim akan bekerja keras," lanjut Tunggal.
Sebelumnya, Kementerian ESDM memasang kriteria pemenangan tender WK yang dilihat dari tiga aspek yaitu komitmen finansial KKKS,
signature bonus yang diberikan, dan sistem bagi hasil produksi (
Production Sharing Contract/PSC) yang menarik.
Investor bisa memenangkan tender jika menyediakan signature bonus yang menjanjikan, kemampuan uang yang mumpuni, dan pembagian porsi PSC yang mendekati dengan ekspektasi Pemerintah (
owner's estimation).
(gen)