Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) dan Rosneft, perusahaan mitra asal Rusia untuk menggarap proyek
New Grass Root Refinery (NGRR) Tuban telah menyetor uang deposit masing-masing sebesar US$400 juta sebagai bentuk keseriusan menggarap proyek itu.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Rachmad Hardadi mengatakan Pertamina dan Rosneft terus bekerja cepat untuk merealisasikan NGRR di Provinsi Jawa Timur setelah kedua perusahaan meneken
Joint Venture Agreement (JVA) pada 5 Oktober 2016 lalu.
“Setelah JVA diteken, kami melakukan negosiasi 28 jam
non stop. Karena kami tidak mau menunda-nunda pelaksanaan setiap tahapan proyek sehingga kesepakatan pun dapat ditandatangani,” kata Hardadi, dikutip Senin (31/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain menyetor deposit, Rachmad menyebut Rosneft juga telah sepakat memberikan opsi kepada Pertamina untuk menggarap lapangan migas di negara asalnya.
“Kapasitas produksinya tidak kurang dari 30 ribu barel setara minyak dan dengan cadangan tidak kurang dari 200 juta barel setara minyak,” kata Rachmad.
Menurutnya, kesepakatan yang dibuat dengan Rosneft penting bagi upaya Pertamina berburu tambahan produksi migas untuk memenuhi konsumsi masyarakat yang semakin meningkat.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan berdasarkan JVA, komposisi kepemilikan saham pada perusahaan patungan ditetapkan masing-masing Rosneft sebesar 45 persen dan Pertamina 55 persen. JVA juga mengatur mengenai manajemen perusahaan patungan, dan tata kelola, bahan baku, pemasaran dan
offtake, prinsip-prinsip pendanaan, SDM, standard clauses, dan langkah-langkah lebih lanjut untuk pelaksanaannya.
Kedua perusahaan sedang melaksanakan
bankable feasibility study (BFS) proyek, sedangkan keputusan investasi akhir (FID) proyek tersebut akan dilakukan setelah hasil BFS, desain teknik dasar (BED) dan
front end engineering design (FEED). Kapasitas pengolahan primer di kilang Tuban disiapkan 300 ribu barel per hari dengan kompleksitas kilang di atas 9 NCI (Nelson Complexity Index) dan karakteristik produk level Euro 5.
“Bahan baku minyak mentahnya berjenis
sour impor dengan
grade medium dan
heavy. Pada proyek ini juga akan dibangun unit
catalytic cracker berskala besar serta kompleks petrokimia. Kilang Tuban juga didesain untuk dapat menerima VLCC super tanker dengan bobot mati hingga 300 ribu ton,” jelas Wianda.
(gen)