Wijaya Karya Patok Harga Rights Issue Rp2.180 per Lembar

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Jumat, 04 Nov 2016 17:46 WIB
Dengan harga pelaksanaan saham rights issue tersebut, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk berpotensi meraup dana total Rp6,14 triliun.
Dengan harga pelaksanaan saham rights issue tersebut, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk berpotensi meraup dana total Rp6,14 triliun. (Dok. Sekretariat Kabinet)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk akhirnya menetapkan harga pelaksanaan penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue di angka Rp2.180 per lembar. Dengan harga tersebut, perseroan berpotensi meraup dana total Rp6,14 triliun.

Dalam prospektus ringkas perseroan pada Jumat (4/11), perusahaan konstruksi pelat merah ini menetapkan hanya melepaskan sebanyak 2,82 miliar saham atau setara 31,45 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Nantinya, setiap 80.000 saham lama yang namanya tercatat hingga 15 November 2016 berhak memperoleh sebanyak 36.697 HMETD dimana 1 HMETD berhak atas 1 saham baru dengan harga pelaksanaan Rp2.180 per saham sehingga nilai dana yang diraih Rp6,14 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun seluruh saham hasil pelaksanaan HMETD ini akan dikeluarkan dari portepel serta akan dicatatkan di BEI. Pembeli siaga dari gelaran rights issue ini adalah PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas dana PT Mandiri Sekuritas.

Tanggal terakhir pencatatan untuk memperoleh HMETD adalah pada 15 November 2016. Sementara distribusi sertifikat bukti HMETD adalah pada 16 November 2016. Sementara tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia adalah pada 17 November 2016.

Sebelumnya, Direktur Utama Wijaya Karya, Bintang Perbowo mengatakan aksi korporasi rights issue ini merupakan tindak lanjut dari persetujuan untuk mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp4 triliun yang akan digunakan untuk menggarap berbagai proyek dan infrastruktur.

Rights issue, lanjutnya, menjadi sangat penting untuk direalisasikan agar saham pemerintah dan publik tidak terdilusi, dimana saat ini, kepemilikan saham pemerintah dan publik dalam perseroan adalah masing-masing 65,05 persen dan 34,95 persen.

“Kami berharap rights issue perseroan dapat menyerap dana tambahan Rp2,149 triliun dari porsi publik sehingga total dana yang akan diperoleh nantinya menjadi Rp6,149 triliun,” ujarnya dalam keterangan resmi, akhir September lalu.

Lebih lanjut, mengenai proyeksi kisaran harga saham pada pelaksanaan rights issue, Bintang menyatakan hal itu telah disepakati sesuai keputusan Komite Privatisasi yang ditetapkan oleh lima Menteri Kabinet Kerja. (gir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER