Jakarta, CNN Indonesia -- Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Senin (14/11), masih bergerak volatile. Ini merupakan dampak lanjutan dari terpilihnya Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS).
Analis Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe menilai, beberapa kebijakan yang nantinya akan dikeluarkan oleh Trump masih menjadi sentimen terkuat terhadap laju IHSG. Sebelumnya, IHSG sempat menguat setelah menurunnya kekhawatiran pasar global terhadap kemenangan Trump, namun IHSG pada Jumat lalu (11/11), kembali terjun bebas hingga empat persen ke level 5.231.
Kondisi ini tak terlepas dari melorotnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar AS hingga menyentuh Rp13.863 pada perdagangan akhir pekan lalu. Anjloknya nilai tukar rupiah membuat pelaku pasar panik, sehingga memutuskan keluar sementara untuk mengamankan asetnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelemahan rupiah kemarin karena orang hedging besar-besaran, dana yang keluar juga sampai Rp3 triliun pada perdagangan Jumat lalu. Itu besar sekali jumlahnya. Dolar AS menguat, karena mata uang dolar AS pada balik ke negaranya. Ini terkait Trump yang akan membangkitkan perekonomian AS dengan bangun infrastruktur jadi banyak yang investasi di sana," ujarnya, Sabtu (12/11).
Dengan demikian, ia memprediksi, IHSG masih akan bergerak volatile dengan rentang support 5.100 dan resisten 5.500 pada perdagangan hari ini. Menurut Kiswoyo, IHSG bisa saja kembali menurun tajam imbas perdagangan Jumat lalu hingga 5.100 dan menguat hingga 5.500. Hal ini karena perdagangan saham dalam negeri masih dipengaruhi oleh sentimen pilpres AS.
"Sebenarnya, belum ketahuan kebijakan pastinya apa yang akan diambil oleh Trump. Ini kan masih dari kampanye-kampanye nya. Jadi gerak IHSG sebenarnya juga susah ditebak akan seperti apa, geraknya bisa tajam, baik naik atau turun," terangnya.
Meski begitu, Kiswoyo memastikan, kondisi ini hanya bersifat jangka pendek. Sentimen pilpres AS akan mereda seiring berjalannya waktu dan kepastian kebijakan yang dikeluarkan oleh Trump nantinya. Terlebih, masih ada sentimen positif bagi IHSG terkait dana repatriasi dari kebijakan amnesti pajak yang diprediksi mulai banyak yang masuk pada Desember mendatang.
"Indonesia kan ada sentimen positif dari repatriasi nanti Desember akan masuk banyak lagi. Jadi, itu akan baik bagi IHSG, ya asal di Indonesia juga adem-adem juga aja ya," papar Kiswoyo.
Sementara, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya optimis, IHSG bakal bangkit (rebound) pada perdagangan hari ini. Menurutnya, nilai tukar rupiah yang anjlok pada Jumat lalu diprediksi tak akan berlanjut pada hari ini. Sehingga, ia memprediksi IHSG bergerak dalam rentang support 5.202 dan resisten 5.352.
"Jika melihat pergerakan indeks dolar AS sewajarnya nilai tukar rupiah belum akan mengalami tekanan yang berkelanjutan, serta jika kita melihat dari kondisi data perekonomian yang menunjukkan dalam keadaan stabil, potensi mengalami tecnichal rebound terlihat akan terjadi pada pola gerak IHSG hari ini," imbuh William dalam risetnya.
William pun merekomendasikan agar pelaku pasar melakukan aksi beli. Saham-saham yang berpotensi untuk dibeli, antara lain BBNI, HMSP, ADHI, JSMR, UNVR, INDF, TLKM, BBCA, dan ASII.
(bir)