Chatib Basri: Waspadai Suku Bunga AS Era Donald Trump

Yuliyanna Fauzi | CNN Indonesia
Rabu, 16 Nov 2016 13:16 WIB
Meski agresif, Chatib meramalkan setidaknya Trump membutuhkan waktu sekitar sembilan bulan untuk menunjukkan hasil pemerintahannya di bidang ekonomi.
Meski agresif, Chatib meramalkan setidaknya Trump membutuhkan waktu sekitar sembilan bulan untuk menunjukkan hasil pemerintahannya di bidang ekonomi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menyebutkan, Indonesia perlu mewaspadai potensi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) di era kepemimpinan Donald Trump.

"Saya melihat sepertinya The Fed tidak menaikkan suku bunga di akhir Desember. Tapi kalau Trump betul-betul menjalankan (kebijakannya), membuat suku bunga (berpotensi) meningkat," ungkap Chatib dalam UOB Economic Outlook, Rabu (16/11).

Bendahara negara di era pemerintahan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu bilang, potensi kenaikan The Fed kian besar bila Trump sukses menjalankan ekspansi fiskal dengan memotong pajak dan meningkatkan belanja AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun, kenaikan suku bunga The Fed tentu memberikan imbas bagi posisi rupiah terhadap dolar AS.

Selain itu, bila pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) AS ke-45 dari Partai Republik tersebut berhasil menjalankan kebijakan proteksi perdagangan, bukan tidak mungkin kian memberi sentimen negatif bagi Indonesia dari sektor perdagangan.

Pasalnya, proteksi perdagangan AS berpotensi melemahkan kinerja perdagangan global, termasuk Indonesia yang selama ini memiliki nilai perdagangan yang tinggi dengan AS.

"Pembeli terbesar di dunia adalah AS, Uni Eropa, dan China. Uni Eropa dan China punya masalah, ada perlambatan, sekarang AS juga akan menerapkan proteksi. Maka perdagangan dunia akan menurun bahkan lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi global," kata Chatib.

Dampak proteksi perdagangan AS akan membuat negara-negara yang selama ini melakukan ekspor ke AS menjadi turun nilai ekspornya.

"Singapura, China, Korea, Jepang, itu semua negara industrialisasi, ruangnya tertutup," imbuh Chatib.

Namun begitu, Chatib meramalkan, setidaknya Trump membutuhkan waktu sekitar sembilan bulan untuk menunjukkan hasil pengelolaannya dibidang ekonomi.

Oleh karena itu, Indonesia sendiri juga masih memiliki waktu untuk mengubah peta tujuan ekspor dan menggenjot sektor lain untuk menggerakkan roda perekonomian. (gir/ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER