Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menilai langkah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate November sebesar 4,75 persen tepat berdasarkan perkembangan situasi ekonomi terkini.
“Keputusan Otoritas Moneter yaitu Bank Indonesia tentu dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai hal. Dari sisi permintaan dari rupiah kita, kemudian dari apa yang terjadi di minggu-minggu terakhir dan dampaknya kepada kebijakan moneter pada hari ini dan ke depan,” kata Sri Mulyani saat ditemui usai menghadiri sebuah acara, Kamis (17/11) malam.
Sebagai pengingat, beberapa waktu terakhir nilai tukar rupiah sempat tertekan hingga menembus Rp13.800 per dolar AS akibat sentimen pasar pasca kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45. Selain itu, pelaku pasar juga masih menunggu kepastian kenaiakn suku bunga acuan AS pada rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Desember mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan BI, lanjut Sri Mulyani, juga sejalan dengan upaya BI dan pemerintah untuk menjaga tingkat inflasi di level yang rendah melalui stabilisasi nilai tukar Rupiah.
“Tingkat inflasi yang rendah harus terus dijaga dengan suatu stabilisasi nilai tukar karena dengan nilai tukar yang baik tentu akan menjaga inflasi kita di tingkat rendah,” jelasnya.
Selain menjaga level inflasi dan nilai tukar, suku bunga acuan BI juga masih memberikan ruang untuk ekspansi kredit perbankan. Tahun ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pertumbuhan kredit ada di kisaran 7-9 persen.
Sebagai informasi, di samping mempertahankan BI 7-Days Reverse Repo Rate, Rapat Dewan Gubernur BI bulan ini juga memutuskan untuk mempertahankan suku bunga Deposit Facility (DF) 4 persen dan Lending Facility (LF) 5,5 persen. Hal itu sebagai respon BI atas ketidakpastian global.
“Kebijakan tersebut sejalan dengan kehati-hatian BI dalam merespon meningkatnya ketidakpastian global pasca pemilu AS di tengah stabilitas ekonomi dalam negeri yang tetap terjaga yang tercermin dari inflasi yang rendah dan defisit neraca transaksi pembayaran yang terkendali," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo dalam konferensi pers.
(gir)