Jakarta, CNN Indonesia -- PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mengalokasikan dana belanja modal (
capital expenditure/capex) Rp1 triliun pada tahun depan untuk kebutuhan operasional perusahaan.
Mantan Presiden Direktur HM Sampoerna Paul Janelle menyatakan, dana alokasi belanja modal tahun depan sama seperti belanja modal tahun ini. Dana tersebut akan digunakan untuk mengembangakn mesin dan kantor baru.
"Sekarang capex Rp1 trilliun, untuk mengembangkan mesin baru dan kantor baru. Dana
capex itu untuk bisnis
support," ungkap Paul, Jumat (18/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, dengan kenaikan cukai baru pada tahun ini perusahaan telah menaikkan harga rokok sekitar 11 persen. Sementara, secara industri harga rokok naik 10,37 persen. Sayangnya, Paul enggan menjelaskan apakah Sampoerna akan menaikkan lagi harga rokoknya tahun depan.
"Kenaikan cukai awal tahun ini kan 15 persen lalu dan tahun depan 10,54% persen. Produk di pasar tembakau semua rokok di Indonesia dari kuartal III naik 10,3 persen rata-rata secara industri. Hmsp sedikit di atas itu kira-kira 11 persen," kata Paul.
Seperti diketahui, kebijakan cukai baru yang akan disebutkan kenaikan tarif cukai tertinggi sebesar 13,46 persen untuk jenis hasil tembakau Sigaret Putih Mesin (SPM) dan tarif cukai terendah 0 persen untuk hasil tembakau Sigaret Kretek Tangan (SKT) golongan IIIB dengan kenaikan rata-rata tertimbang 10,54 persen.
Selain kenaikan tarif cukai, pemerintah juga menaikkan harga jual eceran (HJE) dengan rata-rata 12,26 persen. Paul sendiri sepakat dengan kenaikan cukai tersebut.
"Untuk cukai tahun ini naik 15 persen dan tahun depan 10,54 persen. Saya senang pemerintah kita mendengar dari industri tahun ini susah dan mereka mendengar ibu-ibu pelinting di segmen SKT," papar dia.
Dari sisi kinerja, perusahaan mencatatkan pendapatan bersih (tidak termasuk cukai) dalam sembilan bulan pertama 2016 sebesar Rp31,8 triliun, tumbuh sebesar 4,9 persen dari Rp30,3 triliun pada periode yang sama di tahun 2015.
Hal tersebut mendorong pertumbuhan laba bersih perusahaan, di mana HM Sampoerna meraup laba bersih Rp9,08 triliun, tumbuh 19,54 persen dari periode yang sama 2015 sebesar Rp7,59 triliun.
Efek TrumpSementara itu, gejolak ekonomi yang tengah terjadi imbas kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) diyakini Paul tak akan berdampak pada HM Sampoerna. Hal ini dikarenakan produksi dan distribusi rokok sebagian besar dilakukan di Indonesia.
"Untuk bisnis HM Sampoerna karena bisnisnya di dalam Indoensia, produksi kami di dalam Indonesia di Pulau Jawa membeli tembakau indonesia cengkeh indonesia dan menjual rokok di indonesia. Ada masalah rupiah memang, tapi bisnis Sampoerna sama saja," jelas Paul.
Seperti diketahui, nilai tukar rupiah memang sempat anjlok pada pekan lalu Rp13.863 terhadap dolar AS. Namun nilai tukar rupiah sempat membaik dengan berada di level sekitar Rp13.300. Hanya saja, nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini pukul 11.14 WIB kembali melemah ke level Rp13.417 atau turun 44 poin (0,33 persen).
(gir)