Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) berjanji akan membangun pembangkit listrik pengganti bagi 11 proyek mangkrak yang dihentikan kelanjutannya (terminasi). Hal ini ditujukan demi memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.
Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka mengatakan, pembangkit-pembangkit yang diterminasi ini rencananya akan diganti dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
Pembangunan kedua pembangkit ini relatif lebih cepat. Di samping itu, PLN juga akan memperluas jaringan transmisi dan gardu induk untuk mengakomodasi pembangkit-pembangkit pengganti ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari 34 proyek yang terkendala, di antaranya 17 proyek yang masih berjalan dan ada 11 proyek yang akan diterminasi. Solusi tercepat adalah dengan mengganti pembangkit-pembangkit terminasi tersebut dengan pembangkit baru," ujarnya, Rabu (23/11).
Lebih lanjut ia merinci, 11 proyek pembangkit listrik yang akan diterminasi, antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kuala Tungkal dengan kapasitas 2x7 Megawatt (MW), PLTU Bengkalis 2x10 MW, PLTU Ipuh Seblat 2x8 MW, PLTU Tembilahan 2x5,5 MW, PLTU Buntok 2x7 MW, PLTU Kuala Pambuang 2x3 MW, serta PLTU Tarakan 2x7 MW.
Adapun, pembangkit yang diterminasi dan berlokasi di Indonesia timur terdiri dari PLTU Bau-Bau 2x10 MW, PLTU Raha 2x3 MW, PLTU Wangi-Wangi 2x3 MW, dan PLTU Jayapura 2x13 MW.
Kendati demikian, Made menegaskan, proyek-proyek yang akan diterminasi ini bukan bagian dari proyek 35 ribu MW. Melainkan, bagian dari kontrak yang berjalan antara tahun 2007 hingga 2012.
Di samping itu, proyek-proyek tersebut memang diterminasi lantaran tingkat kemajuannya (progress) juga masih minim. Bahkan, lima dari 11 proyek yang diterminasi masih berupa lahan kosong.
"Dari sekian banyak yang terkendala, 11 diterminasi dengan total belanja modal (capital expenditure/capex) cuma Rp3,2 triliun. Belum ada rupiah yang keluar, kecuali izin untuk tanah," jelasnya.
Di dalam perencanaan perusahaan, rencananya PLTU Bengkalis akan diganti dengan PLTMG Bengkalis dengan kapasitas 20 MW yang akan dimasukkan ke dalam sistem kelistrikan pada awal tahun 2018.
Pembangkit tenaga serupa rencananya juga akan dibangun untuk mengganti PLTU Bau-Bau dan PLTU Jayapura. Bahkan, PLN berencana untuk segera membuka lelang PLTMG Jayapura berkapasitas 90 MW.
"Sebetulnya, banyak alasan pembangkit ini banyak kendala, seperti di Wangi-Wangi, kendalanya adalah terdapat patahan tanah di lokasi proyek. Sehingga, tidak mungkin untuk diteruskan. Sama juga halnya di Raha, karena lokasi dipindah-pindah terus oleh Pemerintah Daerah (Pemda), maka nilai kontraknya meningkat dua kali lipat. Makanya lebih baik beralih saja bangun PLTMG," kata Direktur Bisnis Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara PLN Machnizon Masri.
Sayang, PLN tak bersedia merinci jumlah dana yang akan dikucurkan untuk membangun pembangkit pengganti tersebut. "Kami tetap tunggu verifikasi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan," imbuhnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyoroti mangkraknya 34 pembangkit listrik sisa program Fast Track Program (FTP) I dengan total kapasitas 627,8 MW. Pemerintah mengestimasi potensi kerugian 34 pembangkit ini sebesar Rp3,76 triliun.
Dari 34 pembangkit, PLN kemudian setuju untuk melanjutkan 17 proyek. Proyek mangkrak ini perlu dilaksanakan karena telah diatur di dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 4 Tahun 2016 mengenai Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan dengan pertimbangan biaya dan manfaat proyek pembangkit listrik.
(bir/gen)