Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga pemeringkat Fitch Ratings (Fitch) menaikkan Outlook Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari Stable menjadi Positive, sekaligus mengafirmasi rating pada BBB- (Investment Grade) pada 21 Desember 2016 kemarin. Fitch sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB-/stable outlook pada tanggal 23 Mei 2016 lalu.
Direktur Fitch Ratings Thomas Rookmaaker menyatakan faktor kunci yang mendukung perbaikan outlook Sovereign Credit Rating Indonesia, yaitu pertama, rekam jejak stabilitas makroekonomi yang dapat dijaga dengan baik oleh otoritas dalam beberapa tahun terakhir di tengah tantangan ekonomi global.
"Kedua, kebijakan moneter dan nilai tukar yang ditempuh Bank Indonesia telah efektif meredam gejolak di pasar keuangan," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (22/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, Fitch juga memuji langkah pemerintah Indonesia dalam reformasi struktural yang kuat sejak September 2015 sehingga mampu memperbaiki iklim investasi secara bertahap dan diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah.
Lebih lanjut, Fitch menyatakan bahwa perbaikan rating dimungkinkan apabila Indonesia mampu meningkatkan ketahanan sektor eksternal, melanjutkan perbaikan iklim investasi dan standar tata kelola, serta menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan negara peers.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo menyatakan perbaikan outlook Fitch tersebut menunjukkan semakin meningkatnya optimisme dunia internasional atas prospek kinerja ekonomi Indonesia di tengah tantangan domestik maupun global.
"Untuk itu, Indonesia akan terus menjaga stabilitas makroekonomi dan memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia melalui implementasi reformasi strukural, serta meningkatkan sinergi kebijakan antar otoritas guna mempercepat transformasi ekonomi sehingga membawa perekonomian tumbuh lebih sehat, inklusif, serta berkelanjutan," ujarnya.
Agus mengatakan beberapa upaya yang telah dilakukan bank sentral untuk meningkatkan ketahanan sektor eksternal yaitu pertama, menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya. BI juga akan terus menjaga defisit transaksi berjalan pada tingkat yang berkelanjutan.
Menjaga kecukupan cadangan devisa juga menjadi perhatian bank sentral dari waktu ke waktu. BI akan memastikan ketersediaan second line of defense baik dari bilateral, regional, maupun global.
Bank sentral juga akan menjaga prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan Utang Luar Negeri bagi Korporasi Non-Bank; serta keenam terus melakukan upaya pendalaman pasar keuangan.
(gir)