Tunda Eksplorasi Filipina, Antam 'Tancap Kuku' di Malaysia

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Kamis, 22 Des 2016 10:17 WIB
Perusahaan saat ini mempersiapkan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan salah satu perusahaan tambang Negeri Jiran.
Perusahaan saat ini mempersiapkan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan salah satu perusahaan tambang Negeri Jiran. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Aneka Tambang (Persero) Tbk menyatakan menunda eksplorasi nikel di Filipina. Sebagai gantinya, perusahaan mengalihkan fokus ekspansi usaha ke Malaysia.

Direktur Pengembangan Antam Johan Nababan menjelaskan, saat ini kondisi politik Filipina tengah tidak stabil, sehingga perusahaan ragu-ragu untuk melakukan eksplorasi di negara tersebut. Sementara itu, Malaysia dipilih karena ekspor ore dari negeri jiran itu melesat pasca Indonesia memberlakukan kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah.

"Tadinya kami mau masuk ke Filipina, cuma karena tidak stabil kami alihkan fokus di Malaysia. Pasalnya, importir mulai lari ke Malaysia semenjak Indonesia tidak memperbolehkan ekspor ore nikel dan bauksit. Kami memang mengincar untuk bisa melakukan ekspor ore," jelas Johan kepada CNNIndonesia.com, Rabu (21/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati rencana awal di Filipina adalah eksplorasi nikel, perusahaan tak mau menggantinya dengan eksplorasi yang sama negara lain. Ia beralasan, cadangan nikel berada di lokasi yang terbatas. Apalagi, karakteristik ore nikel di tiap lokasi berbeda dengan yang lainnya.

"Beberapa cadangan nikel dunia itu laterit, sehingga langkah prosesnya juga terbatas. Makanya kami pikirkan untuk pertambangan emas, karena itu juga bisa menghasilkan cash flow yang baik. Namun, discovery emas memang terbilang susah," jelasnya.

Untuk memuluskan langkah di Malaysia, perusahaan saat ini sedang mempersiapkan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan salah satu perusahaan tambang Negeri Jiran untuk melakukan eksplorasi tersebut. Namun karena belum ada kesepakatan, ia enggan menyebut nama perusahaan yang dimaksud.

MoU tersebut, lanjutnya, mencakup kerja sama di kegiatan eksplorasi dan penghitungan cadangan emas di beberapa lahan konsesi di negara bagian Selangor. Ia sendiri berharap MoU ini bisa diteken akhir tahun ini.

"Saat ini tim kami sedang di Malaysia untuk mempersiapkan MoU ini. Kami harap cadangan emas di sana banyak dan bisa membantu arus kas kami," ujarnya.

Sembari menunggu penyusunan MoU, perusahaan juga tengah melakukan eksplorasi di Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, Pulau Halmahera dan Kepulauan Maluku bersama Newcrest Mining Ltd Australia. Eksplorasi ini dimulai 4 November 2016 lalu setelah ditandatanganinya kerjasama antara kedua perusahaan.

"Eksplorasi ini nantinya dibiayai oleh Newcrest, dengan biaya US$2 juta hingga US$10 juta per lokasinya," terang Johan.

Sebagai informasi, produksi emas Antam hingga kuartal III 2016 tercatat 1.542 kilogram (kg) atau turun 8,43 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 1.684 kg. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER