Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menjanjikan Peraturan Pemerintah (PP) tiap induk usaha (holding) yang sampai saat ini masih dibahas. (CNN Indonesia/Diemas Kresna Duta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua perusahaan induk atau holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan masih menunggu penerbitan payung hukum berupa Peraturan Pemerintah (PP) tiap induk usaha (holding) yang sampai saat ini masih dibahas oleh Kementerian BUMN.
Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, Winardi Sunoto mengatakan, Menteri BUMN Rini Soemarno menjanjikan PP bagi tiap-tiap holding akan rampung di awal semester I 2017 ini.
"Secepatnya, semester ini," kata Winardi saat ditemui di Kementerian BUMN, Rabu (25/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Winardi mengatakan, adanya PP tiap holding tersebut akan melengkapi payung hukum untuk holding BUMN, yang sebelumnya telah memiliki satu landasan hukum, yakni PP Nomor 72 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara pada BUMN dan Perseroan Terbatas (PT).
Adapun PP Nomor 72 Tahun 2016 tersebut, telah diterbitkan pada awal tahun ini setelah sebelumnya dilakukan beberapa revisi berupa penyesuaian aturan untuk holding BUMN.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto menyatakan, perseroan semakin percaya diri dengan progres pembentukan payung hukum holding BUMN yang tinggal sedikit lagi akan rampung.
Tinggal, lanjut Dwi, holding BUMN ini disosialisasikan lebih dalam lagi kepada setiap perusahaan pelat merah lainnya, termasuk perihal manfaat holding yang sangat besar.
"Banyak stakeholder belum paham manfaat integrasi bisnis, ini penting bagaimana sinergikan bisnis yang ada. Bahwa bentuknya holding, sinergi kegiatan kan macam-macam, holding alatnya," ujar Dwi pada kesempatan yang sama.
Adapun dari sisi manfaat, menurutnya, holding BUMN memberikan banyak nilai tambah bagi perusahaan yang bernaung dalam satu holding yang sama.
Pertama, memberikan sinergi investasi yang kuat saat akan melakukan operasional dan financial closing. Kedua, memberikan nilai pada peningkatan aset.
"Waktu kita menyatukan Semen Indonesia, dampaknya cukup besar, kita bisa mendapatkan peningkatan laba 11 kali lipat dalam tujuh tahun dengan market capital sampai 10 kali lipat," jelasnya.
Untuk diketahui, Inalum akan memimpin holding BUMN sektor pertambangan dan Pertamina akan memimpin holding BUMN sektor minyak dan gas (migas).
Kementerian BUMN menunjuk dua sektor holding tersebut untuk dibentuk lebih awal pada tahun ini dibandingkan dengan empat sektor holding lainnya. Pertimbangannya, dua sektor ini yang disebut paling siap untuk dibentuk holding BUMN.(gir)