Total Pelit Beberkan Transisi Pengelolaan Blok Mahakam

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 01 Feb 2017 12:28 WIB
President Total E&P Indonesie Arividya Noviyanto mengatakan pembahasan mengenai hak partisipasi akan dilakukan pasca masa transisi pengelolaan selesai.
President Total E&P Indonesie Arividya Noviyanto mengatakan pembahasan mengenai hak partisipasi akan dilakukan pasca masa transisi pengelolaan selesai. (CNN Indonesia/Galih Gumelar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Total E&P Indonesie masih enggan membicarakan keikutsertaaan di dalam hak partisipasi (Participating Interest/PI) blok Mahakam maksimal 30 persen setelah pengelolaannya jatuh ke tangan PT Pertamina (Persero) mulai 2018 mendatang.

President and General Manager Total E&P Indonesie Arividya Noviyanto mengatakan, pembahasan mengenai hak partisipasi akan dilakukan pasca masa transisi pengelolaan selesai. Menurutnya, pelaksanaan masa transisi ini lebih penting agar produksi blok Mahakam tidak menurun.

Menurut data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), produksi minyak blok Mahakam hingga akhir tahun lalu tercatat 64.288 barel per hari. Sementara itu, produksi gas tercatat sebesar 1.722 MMSCFD di periode yang sama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami belum membicarakan masalah hak partisipasi, karena kami memprioritaskan masa transisi. Kalau ini berjalan lancar, baru kami akan masuk diskusi ke arah itu," jelas pria yang akrab disapa Novi itu di Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, Rabu (1/2).

Untuk itu, ia mengatakan bahwa Total masih tetap berkomitmen investasi di blok Mahakam hingga kuartal I 2017. Sesuai rencana, perusahaan akan mengebor enam sumur pada bulan Maret mendatang. Sedangkan Pertamina sendiri akan mengebor 19 sumur.

Hal ini dimungkinkan setelah pemerintah mengamandemen kontrak bagi hasil produksi (Production Sharing Contract/PSC) blok Mahakam pada akhir tahun lalu dan didukung oleh Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 30 Tahun 2016.

"Tetap, kami akan mengebor enam sumur. Setelah itu, 19 sumur lainnya akan dibor Pertamina. Bagi kami, lebih penting menjaga masa transisi agar produksi Mahakam tidak anjlok," ujarnya.

Untuk itu, Total juga belum berdiskusi dengan mitranya di blok Mahakam, Inpex Corporation di dalam pengambilan hak partisipasi tersebut. "Harusnya dari jatah yang ditawarkan ke kami, Inpex dan Total bisa saja 50:50. Tapi kami saja belum membicarakan hal tersebut," kata Novi.

Sebagai informasi, Total mulai mengelola blok Mahakam sejak tahun 1968 dan bermitra dengan Inpex dengan hak partisipasi masing-masing sebesar 50 persen.

Setelah masa kontrak habis di tahun 2017, Pertamina akan berperan selaku operator baru Blok Mahakam dengan kepemilikan 100 persen. Dalam hal ini, Pertamina bisa memberi hak partisipasi minoritas dengan nilai maksimal 30 persen kepada Total dan Inpex sesuai dengan syarat dan ketentuan (Terms and Condition/T&C) pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Mahakam pasca 2017. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER