Restu Jonan jadi Modal Pertamina Bentuk Tim Transisi Mahakam

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Senin, 31 Okt 2016 11:16 WIB
Pertamina bakal menyusun tim transisi Blok Mahakam yang juga melibatkan SKK Migas dan operator sebelumnya, Total E&P Indonesie.
Pertamina bakal menyusun tim transisi Blok Mahakam yang juga melibatkan SKK Migas dan operator sebelumnya, Total E&P Indonesie. (www.skkmigas.go.id).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) bergegas menyusun tim transisi pengelolaan Blok Mahakam di Kalimantan Timur, setelah mendapat restu dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan untuk bisa berinvestasi lebih awal di blok tersebut demi menjaga produksi.

Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan Pertamina sudah mempersiapkan jauh-jauh hari untuk mengelola Blok Mahakam. Setelah ada lampu hijau dari Menteri ESDM yang mengizinkan Amendemen Kontrak Bagi Hasil Wilayah Kerja (WK) Mahakam, maka manajemen bisa segera menyusun tim transisi yang juga melibatkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan operator sebelumnya, Total E&P Indonesie.

"Untuk menghindari adanya decline yang tajam pada 2018, Pertamina memutuskan untuk mulai melakukan investasi di 2017. Pertamina memasukan program pengeboran sekitar 19 sumur di 2017 dan Total sebagai operator yang akan melakukan eksekusi," ujar Syamsu, dikutip Senin (31/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syamsu menjelaskan, sumur-sumur yang dibor tahun depan ditargetkan bisa mulai produksi pada 2018. Langkah ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menghindari penurunan produksi.

“Secara umum decline di blok Mahakam dapat dikurangi dengan menambah jumlah sumur pengeboran maupun workover,” jelasnya.

Dirgo Purbo, pengamat ketahanan energi Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas), mengatakan masuknya Pertamina ke Blok Mahakam lebih awal akan bisa menambah field life time secara komersial.

"Masuknya Pertamina tentu diawali dengan program-program peningkatan perawatan sumur juga menambah kegiatan pengeboran otomatis akan meningkatkan tambahan produksi dari lapisan-lapisan zona reservoir yang belum dikembangkan," ujar Dirgo.

Menurut dia, Blok Mahakam sangat penting untuk meningkatkan produksi gas nasional dalam memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Pertamina sebagai operator juga mempunyai peran strategis untuk lebih mengutamakan alokasi produksi bagi kebutuhan di dalam negeri.

"Dengan dikelolanya Blok Mahakam oleh Pertamina yang notebene kepanjangan tangan dari pemerintah, produksinya tentu akan lebih diutamakan untuk memenuhi konsumsi dalam negeri," kata dia.

Pemerintah secara resmi telah memberikan lampu hijau bagi PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) untuk bisa berinvestasi lebih awal di Blok Mahakam sebelum kontrak operator saat ini, Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation berakhir pada 31 Desember 2017. Persetujuan itu ditandai dengan persetujuan Menteri ESDM melalui Amendemen Kontrak Bagi Hasil WK Mahakam.

Selain itu, amendemen ini juga dapat menjaga keberlangsungan produksi minyak dan gas bumi sekaligus memberikan kepastian hukum dalam pelaksanaan kegiatan pada Masa Alih Operasi WK Mahakam dari kontraktor existing ke Pertamina.

Amendemen Kontrak Kerja Sama (KKS) WK Mahakam antara lain berkaitan dengan pembiayaan yang dapat dilakukan oleh Pertamina atas kegiatan operasi minyak dan gas bumi yang diperlukan sebelum tanggal efektif yang pelaksanaannya dilakukan kontraktor eksisting. Biaya yang dikeluarkan oleh Pertamina tersebut masuk dalam biaya operasi yang pengembaliannya dilakukan setelah tanggal efektif kontrak yakni 1 Januari 2018. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER