Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan membuat peraturan terkait efisensi tarif listrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm).
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, pemerintah akan mengumpulkan limbah kelapa sawit dari beberapa pabrik kelapa sawit (PKS) dan menyalurkannya ke PT PLN (Persero).
Dengan cara ini, PLN akan lebih efisien dalam membeli limbah kelapa sawit dibanding membeli satu per satu dari PKS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika ini diterapkan, Rida yakin tarif listrik biomassa menjadi murah. Menurut Peraturan Menteri ESDM Nomor 27 Tahun 2014, tarif listrik untuk pembangkit biomassa dipatok Rp1.150 per Kilowatt-Hour (KWh) untuk tegangan menengah
"Kami akan buat clustering untuk setiap beberapa PKS, lalu penyalurannya akan diberikan ke PLN sehingga nanti biaya keekonomiannya bisa lebih murah. Kalau pipanya disambungkan satu per satu ke PLN itu kan bisa lebih mahal," jelas Rida, Jumat (3/2).
Ia melanjutkan, PKS yang di-cluster tentu saja harus yang berdekatan satu dengan lainnya. Ia berharap, PKS yang terletak di Sumatera bisa memanfaatkan tenaga ini karena potensinya yang cukup besar.
"Ini rencananya kami akan bentuk Peraturan Menteri terkait hal ini. Kemarin kami sudah bicara dengan PLN, dan mereka pun setuju dengan usulan seperti ini. Tujuannya agar lebih ekonomis saja," terangnya.
Di samping itu ia menambahkan, upaya ini dibutuhkan untuk memenuhi porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sebesar 23 persen. "Kami perlu lakukan itu untuk menggarap potensi EBT sebesar 32 Gigawatt (GW)," ujar Rida.
Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2016 hingga 2025, kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga biomassa atau sampah diharapkan bisa sebesar 488 Megawatt (MW) di tahun 2025. Angka itu mengambil 2,14 persen dari total rencana kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 22.186 MW.
Menurut data PLN per November 2016, saat ini pembangkit EBT tercatat 5.953 MW atau 11 persen dari total kapasits pembangkit nasional 54.015 MW.
(gir)