Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution enggan mengklaim bahwa peningkatan ekspor dan impor akan terjadi usai sistem perizinan secara elektronik atau
online dalam Indonesia
National Single Windows (INSW) rampung dibenahi.
"Kita percaya ekspor impor bisa membaik tapi bagaimana persisnya, nanti kami lihat," ujar Darmin di Kantor Pengelola INSW, Senin (6/2).
Menurut Darmin, saat ini kinerja volume dan nilai perdagangan ekspor dan impor telah membaik, namun perizinan perdagangan dari luar ke dalam maupun dalam ke luar negeri masih memiliki banyak kendala sehingga perlu dipercepat dan dibuat seefisien mungkin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, dirinya ingin membenahi satu per satu sektor perizinan ekspor dan impor yang selanjutnya akan diselaraskan ke dalam paket kebijakan ekonomi jilid ke-15 yang saat ini masih dirampungkan oleh kementeriannya.
Dalam paket kebijakan ke-15 tersebut, Darmin akan membuat tiga sektor bersinergi, yakni INSW, waktu bongkar muat barang atau
dwelling time, dan kelogistikan, termasuk soal Pusat Logistik Berikat (PLB).
Selanjutnya, pemerintah juga akan menyelaraskan dengan pembentukan Indonesia
Single Risk Management (ISRM) yang ditargetkan dapat rampung pada Agustus 2017 mendatang.
"Ada konektivitas antar semuanya. Namun, memang isinya adalah kelogistikan dan INSW," imbuh Darmin.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendukung penuh rencana pemerintah mempercepat sektor kelogistikan dengan mengkoordinasikan sektor-sektor tersebut ke dalam paket kebijakan, seperti yang digagas Darmin.
Pasalnya, menurut Budi Karya, komponen antar sektor kelogistikan memang harus bersinergi dengan baik agar percepatan perizinan dapat dikejar, termasuk mempersingkat
dwelling time seperti instruksi Presiden Joko Widodo.
"INSW itu memantau,
dwelling time indikasi. Pemantauan keduanya agar
dwelling time tercapai. Kita tetapkan
dwelling time 2,5 hari hari sudah selesai," kata Budi Karya pada kesempatan yang sama.
(gen)