CORE Endus Ekspor Indonesia Merangkak Naik Tahun Depan

Yuliyanna Fauzi | CNN Indonesia
Jumat, 16 Des 2016 06:55 WIB
Keyakinan perbaikan indeks ekspor barang dan jasa ditopang oleh ekspor komoditas mentah di sektor pertambangan, perkebunan kopi, dan perikanan.
Keyakinan perbaikan indeks ekspor barang dan jasa ditopang oleh ekspor komoditas mentah di sektor pertambangan, perkebunan kopi, dan perikanan. (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Center of Reform on Economics (CORE) memproyeksikan, neraca perdagangan Indonesia akan melanjutkan tren perbaikan dan meningkat cukup baik di tahun 2017 mendatang.

Direktur Penelitian CORE Mohammad Faisal menyebutkan, neraca perdagangan tahun depan akan dihiasi oleh kenaikan ekspor dan impor yang ditopang oleh bergeraknya harga sejumlah komoditas.

"Harga komoditas ada kenaikan, ini berpengaruh pada ekspor kita. Di kuartal II dan kuartal III tahun ini sudah ada perbaikan dan diperkirakan berlanjut hingga tahun depan," ungkap Faisal, Kamis (15/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan asumsi CORE, Faisal menyebutkan, indeks ekspor barang dan jasa sepanjang tahun 2016 berada dikisaran minus 3,6 persen. Namun, di tahun depan, indeks ekspor barang dan jasa bisa bergerak hingga ke kisaran 0,8 persen.

Sementara dari sisi indeks impor barang dan jasa akan bergerak ke kisaran 0,3 persen di tahun depan, dari indeks saat ini berada di kisaran minus 3,9 persen.

Faisal mengungkapkan, keyakinan perbaikan indeks ekspor barang dan jasa di tahun depan, kembali ditopang oleh ekspor komoditas mentah di sektor pertambangan, perkebunan kopi, dan perikanan.

Sedangkan, dari jenis industri, Faisal menyebut industri manufaktur, tekstil dan alas kaki serta mebel yang masih berkontribusi besar pada ekspor.

"Pertumbuhan industri manufaktur yang high technology itu mungkin stagnan tapi secara nilai ekspornya tinggi," imbuh Faisal.

Dari segi negara tujuan ekspor, Faisal memproyeksi, hasil industri tekstil dan alas kaki masih 'sangat laku' untuk diekspor ke Amerika Serikat (AS).

Sedangkan untuk ekspor komoditas pertambangan dan perkebunan, ekspor Indonesia dapat meningkat bila gencar 'menyuap ekspor' ke India.

"Pertumbuhan India yang mengalahkan China menempatkan India banyak menyerap ekspor kita, seperti minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) dan batubara," kata Faisal.

Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia pada bulan November 2016 sebesar US$13,5 miliar.

Dari nilai ekspor tersebut, sebanyak 67,7 persen atau setara US$750 juta merupakan kontribusi dari ekspor komoditas CPO dan batubara.

Nilai ekspor November ini membuat akumulasi nilai ekspor Indonesia speanjang tahun kalender 2016 (year to date/ytd) sebesar US$130,65 miliar.

Sedangkan nilai impor sepanjang 2016 (ytd) sebesar US$122,85 miliar, sehingga neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$7,79 miliar. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER