Ada 17 Proyek Migas Beroperasi Tahun Ini Genjot Produksi

CNN Indonesia
Jumat, 17 Feb 2017 10:48 WIB
Dengan beroperasinya proyek tersebut, diharapkan tambahan produksi minyak capai 41.280 barel per hari dan produksi gas 1308,2 MMSCFD.
Dengan beroperasinya proyek tersebut, diharapkan tambahan produksi minyak capai 41.280 barel per hari dan produksi gas 1308,2 MMSCFD. (Dok. Pertamina).
Jakarta, CNN Indonesia --
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) melansir ada 17 proyek hulu migas yang akan mulai beroperasi tahun ini. Dengan beroperasinya proyek tersebut, diharapkan tambahan produksi minyak capai 41.280 barel per hari dan produksi gas 1308,2 MMSCFD.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat SKK Migas Taslim Yunus bilang, 17 proyek migas itu terdiri dari, satu proyek laut dalam (Indonesian Deepwater Development/IDD) dan 16 proyek hulu migas lainnya. Namun, sayangnya, hanya empat proyek migas di antaranya yang memiliki angka produksi gas yang signifikan.

Pertama, proyek IDD lapangan Jangkrik di Wilayah Kerja (WK) Muara Bakau yang dioperatori ENI Muara Bakau BV. Proyek yang diprediksi menghasilkan gas hingga 450 MMSCFD ini berkontribusi paling besar dari seluruh proyek gas yang onstream di tahun ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Produksi Jangkrik masih on schedule. Pada Maret nanti, Floating Production Storage and Offloading (FPSO) akan sail away (berlayar) dari Kepualuan Karimun ke Kalimantan Timur dan diharapkan sudah bisa berproduksi sekitar Juli," ujar Taslim, Kamis (16/2).

Kedua, pengembangan proyek Madura BD yang dikelola Husky CNOOC Madura Ltd dengan produksi mencapai 110 MMSCFD, dan ketiga, proyek lapangan Sumpal yang dikelola ConocoPhillips (Grissik) Ltd diharapkan juga bisa onstream pada tahun ini dengan produksi 310 MMSCFD.

Keempat, SKG Musi Timur yang dikelola PT Pertamina EP. Proyek ini diperkirakan mampu menghasilkan produksi gas sebesar 150 MMSCFD.

Namun demikian, Taslim mengungkapkan, akan ada satu proyek yang diperkirakan mundur dari jadwal seharusnya, yaitu proyek Walanga-Sampi Sampi-Bonge (Wasambo) di WK Sempang.

Proyek yang dioperatori oleh Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd (EEES) tersebut kemungkinan beroperasi akhir tahun nanti. Ini berarti, operasional proyek gas dengan produksi 80 MMSCFD ini mundur dari jadwal sebelumnya, yaitu kuartal I 2017.

"Proyek Wasambo mundur lagi, karena dari sisi downstream-nya. Gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) kan ada di downstream, bukan dari upstream. Dari sisi upstream, kelihatannya mereka siap," katanya.

Taslim menuturkan, LNG yang akan dibuat oleh EEES di Wasambo berkapasitas 1 juta metrik ton per tahun (MTPA). Namun, ia enggan menyebut tujuan alokasi gas tersebut. 

Ia mengatakan, SKK Migas akan fokus di pembangunan proyek-proyek migas signifikan terlebih dahulu, seperti proyek Jangkrik. "Karena pengaruhnya besar terhadap produksi nasional,” tutur Taslim.

Selain produksi gas, beberapa lapangan juga akan menghasilkan produksi minyak dengan nilai yang cukup signifikan, di antaranya anjungan CPP 2 di blok West Madura Offshore (WMO) yang dioperatori PT Pertamina Hulu Energi dan proyek waterflood di Petapahan yang dioperatori PT Chevron Pacific Indonesia. 

Kedua proyek ini diharapkan bisa menambah produksi masing-masing 12.650 barel per hari dan 9.000 barel per hari.

Sebagai informasi, produksi minyak pada tahun lalu tercatat 831 ribu barel per hari dan gas sebesar 7.939 MMSCFD. Angka ini lebih besar dibanding target Work Program and Budget SKK Migas masing-masing sebesar 817,5 ribu barel per hari dan 7.813 MMSCFD.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER