SKK Migas Sebut Ada 32 Kargo LNG Yang Belum Terserap

CNN Indonesia
Jumat, 17 Feb 2017 11:44 WIB
Secara rinci, 32 kargo tersebut terdiri dari 28 kargo milik PT Badak NGL di Bontang dan empat kargo milik British Petroleum (BP) Berau Ltd di kilang Tangguh.
Secara rinci, 32 kargo tersebut terdiri dari 28 kargo milik PT Badak NGL di Bontang dan empat kargo milik British Petroleum (BP) Berau Ltd di kilang Tangguh. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menyebut, terdapat 32 kargo gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) yang belum terkontrak (uncommited) di dua bulan pertama tahun ini.

Secara rinci, 32 kargo tersebut terdiri dari 28 kargo yang diproduksi di kilang milik PT Badak NGL di Bontang dan empat kargo milik British Petroleum (BP) Berau Ltd di kilang Tangguh.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat SKK Migas Taslim Yunus mengatakan, kargo LNG uncommited ini belum tentu terbilang tidak laku. Hanya saja, 32 kargo LNG ini dipersiapkan sebagai persediaan siaga (stand by) untuk kebutuhan domestik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada 32 kargo yang masih belum ada pembeli. Bukan tidak ada, tapi kami simpan untuk kebutuhan domestik. Sebagai antisipasi jika nantinya ada permintaan tambahan," ujar Taslim, Kamis (16/2).

Menurut Taslim, PT PLN (Persero) kadang menyerap LNG uncommited menjelang akhir tahun, sesuai tren tiap tahunnya. Jika tidak jadi diserap kebutuhan domestik, LNG tersebut rencananya diekspor setelah mendapatkan restu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

"Kami masih berharap kargo LNG ini masih bisa terserap untuk kebutuhan dalam negeri. Lagipula ini masih awal tahun, sehingga mungkin dalam perjalanannya nanti ada yang minat," jelasnya.

Kendati demikian, Taslim menyebut bahwa jumlah kargo LNG uncommited ini bukanlah pelimpahan (carry over) dari tahun lalu. Menurutnya, seluruh produksi LNG sebanyak 270 kargo sudah berhasil terkontrak dengan mayoritas pembeli berasal dari luar negeri.

"Yang uncommited sebelumya sudah diserap, jadi sudah clean untuk volume tahun lalu," katanya.

Meski banyak kargo yang bersifat uncommited, produksi LNG tahun ini ditargetkan sebesar 278 kargo atau meningkat 2,96 persen dibanding tahun sebelumnya 270 kargo. Jumlah itu terdiri dari produksi Bontang sebanyak 163 kargo dan Tangguh sebanyak 115 kargo.

Taslim mengatakan, peningkatan tersebut utamanya didukung oleh produksi dari proyek laut dalam (Indonesia Deepwater Development/IDD) lapangan Jangkrik di Wilayah Kerja (WK) Muara Bakau yang sekiranya akan mulai beroperasi tahun ini.

Proyek milik ENI Muara Bakau BV ini diperkirakan menghasilkan gas sebesar 450 MMSCFD, dan digadang akan menyumbang produksi paling besar dari seluruh proyek gas yang onstream di tahun 2017.

"Produksi Jangkrik masih on schedule, dan pada bulan Maret, Floating Production Storage and Offloading (FPSO) akan sail away dari Kepualuan Karimun ke Kalimantan Timur dan diharapkan sudah bisa berproduksi sekitar bulan Juli," terangnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, sebanyak 204 kargo, atau 73,38 persen dari total produksi LNG, sudah dikontrak oleh pembeli. Dari angka tersebut, sebanyak 152 kargo merupakan kontrak ekspor dan 52 sisanya sudah memperoleh pembeli domestik.

Namun, masih ada 42 kargo LNG yang kini tengah menanti persetujuan pemerintah untuk diekspor. Beberapa diantaranya berasal dari kilang Tangguh dan telah diajukan BP untuk mendukung operasional hilir migasnya di luar negeri.

"BP minta beberapa untuk downstream luar negerinya mereka. Hal itu masih dalam tahap usulan permintaan ijin ekspor," lanjutnya.

Menurut data Kementerian ESDM, produksi LNG pada tahun 2017 diperkirakan sebesar 2.650,7 MMSCFD dan akan menurun ke angka 2.161,34 MMSCFD di tahun 2018.

Seiring dengan hal tersebut, jumlah LNG yang tak terserap pun akan mengerucut dari 379,68 MMSCFD di tahun ini ke angka 278,31 MMSCFD di tahun depan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER