Arcandra Putar Otak Jaga Produksi Minyak di 800 Ribu Bph

CNN Indonesia
Jumat, 17 Feb 2017 14:16 WIB
Pemerintah tengah menyusun program jangka menengah (short term program) agar produksi lapangan migas existing tidak turun.
Pemerintah tengah menyusun program jangka menengah (short term program) agar produksi lapangan migas existing tidak turun. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah berupaya menahan laju penurunan produksi minyak bumi dan mempertahankannya di angka 800 ribu barel per hari dalam lima tahun mendatang.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, mempertahankan produksi di angka 800 ribu barel per hari merupakan langkah optimal yang bisa dilakukan melihat karakteristik Wilayah Kerja (WK) migas di Indonesia yang merupakan lapangan tua. Apalagi, bisnis migas memiliki karakteristik yang terus menurun tiap tahunnya.

Menurut Arcandra, angka rata-rata penurunan produksi alami (natural declining rate) lapangan migas di Indonesia pada tahun lalu tercatat sebesar 20,1 persen. Sementara itu, angka natural declining rate tahun 2015 tercatat 29,7 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menahan angka produksi di 800 ribu barel per hari adalah upaya terbesar agar laju penurunan produksi ini tidak menurun tajam," jelas Arcandra, Jumat (17/2).

Lebih lanjut ia menuturkan, pemerintah sebetulnya ingin agar produksi minyak naik terus. Namun, pada saat ini, periode antara eksplorasi hingga produksi minyak pertama semakin lama.

Arcandra menilai, saat ini rata-rata waktu yang dibutuhkan antara eksplorasi hingga produksi minyak pertama kali adalah 16 tahun. Sementara pada dekade 1970-an, rata-rata waktu yang dibutuhkan antara eksplorasi hingga produksi minyak pertama kali bisa mencapai lima tahun saja.

Ia beralasan, lamanya periode tersebut dikarenakan penyusunan rencana pengembangan lapangan migas yang menyita waktu. Ia mencontohkan, izin pengeboran minyak di Amerika Serikat bisa memakan waktu dua pekan. Namun, izin pengembangan lapangan migas di dalam negeri bisa bertahun-tahun.

"Melihat angka itu, apakah dengan target lima tahun mendatang kita bisa berharap dari produksi lapangan baru? Sehingga, yang bisa dilakukan adalah mengoptimalkan lapangan-lapangan migas yang ada (existing)," katanya.

Untuk itu, pemerintah tengah menyusun program jangka menengah (short term program) agar produksi lapangan migas existing tidak turun. Program ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu mengidentifikasi teknologi yang diperlukan, lokakarya ke Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), dan menyocokkan teknologi dengan eksekusinya.

Program ini, lanjutnya, sedang disusun oleh Kementerian ESDM dalam beberapa bulan mendatang. Selain itu, program ini diharapkan sudah bisa dijalankan tahun 2018 hingga lima tahun ke depan.

"Karena kalau tidak dibuat program ini, produksi minyak Indonesia bisa di bawah 600 ribu pada tahun 2020 mendatang," lanjutnya.

Sebagai informasi, produksi minyak pada tahun lalu tercatat 831 ribu barel per hari dan gas sebesar 7.939 MMSCFD. Angka ini lebih besar dibanding target Work Program and Budget SKK Migas masing-masing sebesar 817,5 ribu barel per hari dan 7.813 MMSCFD.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER