Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani menyebut dalam dua bulan terakhir, belanja pemerintah yang berasal dari belanja Kementerian/Lembaga (K/L) meningkat sekitar Rp2 triliun dibanding realisasi belanja periode yang sama tahun lalu.
"Dari pemantauan kami, belanja K/L 2017 lebih tinggi dibandingkan dua bulan di 2016. Belanja K/L lebih tinggi sekitar Rp2 triliun," kata Askolani usai Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) K/L Pelaksanaan Anggaran 2017 di Kementerian Keuangan, Selasa (28/2).
Bahkan, Askolani memproyeksi belanja K/L pada bulan ketiga atau selama Maret 2017 akan kembali meningkat sehingga diprediksi, belanja negara pada kuartal I akan lebih tinggi bila dibandingkan kuartal I 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun begitu, meski belanja pemerintah diklaim meningkat dalam dua bulan terakhir, Askolani memastikan defisit anggaran tetap terjaga. Ia menyebutkan, defisit anggaran sekitar 0,41 persen atau Rp50,6 triliun dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Defisit masih cukup baik dibandingkan tahun lalu, lebih kecil, lebih baik," imbuh Askolani.
Defisit anggaran ini dihasilkan dari catatan penerimaan negara yang baru mencapai Rp138,7 triliun atau 7,92 persen dari target penerimaan secara keseluruhan sebesar Rp1.750 triliun. Sementara, belanja negara dari keseluruhan K/L baru mencapai Rp189,4 triliun atau 9,1 persen dari target belanja negara berdasarkan APBN 2017 sebesar Rp2.080 triliun.
Hanya saja, Askolani mengatakan, pemerintah masih membutuhkan waktu untuk terus memantau arus kas negara, baik dari sisi penerimaan dan belanja pemerintah yang digunakan oleh tiap K/L. Dengan cara ini, Askolani memastikan, kinerja kantong negara tetap berjalan sesuai dengan target yang telah dibidik Kementerian Keuangan.
"Upaya pemerintah untuk mempercepat proses bidding dan lain sudah kelihatan hasilnya. Artinya, pemantauan kami sudah cukup naik," kata Askolani.
(gen)