Jakarta, CNN Indonesia -- PT PP Properti Tbk (PPRO) berencana melakukan pemisahan lini bisnis (
spin off) perhotelan dalam satu hingga dua tahun ke depan.
"Kami berencana spin off bisnis perhotelan tapi masih kami kaji. Rencana awalnya di akhir tahun depan," kata Direktur Utama PP Properti Taufik Hidayat, kemarin.
Taufik menjelaskan, setelah spin off dilakukan, PT PP akan menggiring anak usahanya tersebut menjadi perusahaan publik dengan melakukan penawaran umum saham perdana (
Initial Public Offering/IPO).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini nanti jadi anak usaha sendiri, dalam jangka menengah setelah cukup matang akan kami IPO-kan. Kami lihat nanti," terang Taufik.
Taufik optimis, dengan dijadikan anak usaha sendiri, maka bisnis perhotelan bisa lebih berkembang dan bebas dalam melakukan ekspansi.
Penuhi TargetSementara itu, Direktur Realti PP Properti Galih Laksono menilai,
spin off unit usaha ini baru dapat dilakukan pada 2019 mendatang.
Berdasarkan penghitungannya, bisnis perhotelan akan memiliki aset sebesar Rp700 miliar dengan target memiliki lima bangunan hotel dan lima bangunan komersial dengan nilai Rp1 triliun.
"Nah jadi kan total asetnya sudah hampir Rp2 triliun," ucap Galih.
Galih mengharapkan, kontribusi
recurring income pada 2019 telah mencapai 15 persen, sehingga rencana
spin off benar-benar bisa dilakukan.
"Jadi pokoknya harus mampu berkontribusi 15 persen dulu baru
spin off," ujarnya.
Asal tahu saja, PP Properti tengah mengembangkan dua proyek pusat perbelanjaan di Grand Kamala Lagoon (GKL) Kalimalang. Sementara, satunya lagi berada di Grand Sungkono Lagoon (GSL) Surabaya. Keduanya ditargetkan dapat mulai beroperasi pada tahun depan.
Kemudian, perusahaan juga bakal menambah protofolionya dengan membangun hotel di Lombok dan Labuan Bajo. Total investasi untuk kedua proyek tersebut sebesar Rp200 miliar, di mana Rp160 miliar untuk di Lombok dan Rp40 miliar di Labuan Bajo.
Dana investasi pembangunan hotel di Labuan Bajo sendiri terbilang kecil karena PP Properti juga bekerja sama dengan beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lain dalam menggarap proyek itu.
"Labuan Bajo itu bersinergi dengan mitra untuk lahannya PT ASDP Indonesia Ferry, saham kami di sana 10 persen," jelas Taufik.
(gen)