Jakarta, CNN Indonesia -- Jika tidak ada aral melintang, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (Wika Gedung) akan mengerjakan proyek pembangunan 8 ribu unit rumah di Arab Saudi. Proyek ini digarap Wika Gedung melalui divisi atau departemen luar negeri yang dimiliki induk usahanya, yaitu PT Wijaya Karya Tbk (Wika).
"Jadi, kami melalui divisi luar negeri. Karena, kan kami punya
pre cast-nya, kami punya orangnya. Jadi, bisa dukung itu," ujar Direktur Utama Wika Gedung Novel Arsyad, Kamis (9/3).
Wika akan berperan sebagai calon pihak yang hanya mengerjakan proyek dan tidak melakukan investasi. Wika bakal bermitra dengan Adil Makki Contracting Company (AMCO), perusahaan lokal Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, hingga saat ini, kedua pihak baru melakukan nota kesepahaman atau
memorandum of understanding (MoU) dan belum menandatangani kontrak. Asal tahu, proyek dalam MoU ini merupakan pembangunan perumahan dan rumah sakit senilai Rp26,6 triliun.
Novel optimistis, Wika Gedung akan mengantongi proyek tersebut dan dapat segera memulai pembangunannya pada paruh kedua tahun ini.
Secara terpisah, Direktur Utama Wijaya Bintang Perbowo menjelaskan, kemungkinan besar pembangunan dimulai pada tahun depan. Hal ini dikarenakan perusahaan masih perlu melihat lokasi mana saja yang bisa dibangun perumahan dan rumah sakit.
"Nah, sekarang masih dilihat, dihitung dulu. Kalau memang besar, ya kami bisa ajak teman BUMN lain untuk garap itu, ya nggak apa-apa dong ajak yang lain," imbuh dia.
Sehingga, untuk potensi nilai kontraknya sendiri belum bisa diestimasi karena kajiannya pun belum sampai tahap final. "Jadi, ya kami kontak-kontak terus," katanya.
Proyek pembangunan rumah dan rumah sakit di Arab Saudi ini bukanlah proyek perdana Wika di luar negeri. Sekadar mengingatkan, proyek luar negeri lainnya yang didapatkan Wika, antara lain Dubai dan Timor Leste.
Proyek di Dubai merupakan proyek pembangunan rumah susun (rusun) yang sudah dimulai dan ditargetkan rampung tahun depan. Menurut Bintang, nilai proyek itu mencapai Rp150 miliar sampai Rp200 miliar.
Kemudian, untuk Timor Leste sendiri nilai proyeknya diperkirakan bisa sampai Rp10 triliun untuk membangun banyak infrastruktur, seperti jalan, jembatan, pelabuhan, termasuk bandara di Timor Leste.
"Untuk bandara, pelabuhan, jembatan yang sudah ada itu Rp3 triliun-Rp4 triliun. Kalau semua dikerjakan bisa Rp8 triliun-Rp10 triliun," pungkas Bintang.