Sucorinvest Prediksi Harga Batu Bara US$72 per Metrik Ton

CNN Indonesia
Rabu, 15 Mar 2017 08:30 WIB
Pekan lalu, harga batu bara sendiri sempat anjlok ke bawah US$80 per metrik ton akibat turunnya harga minyak dunia menjadi sekitar US$50 per barel.
Pekan lalu, harga batu bara sendiri sempat anjlok ke bawah US$80 per metrik ton akibat turunnya harga minyak dunia menjadi sekitar US$50 per barel. (Thinkstock/Adam88xx).
Surabaya, CNN Indonesia -- PT Sucorinvest Asset Management memperkirakan harga batu bara berada di level US$72 per metrik ton dalam 12 bulan ke depan dilihat secara teknikal. Saat ini, harga batu bara kembali ke posisi US$80 per metrik ton.

Pekan lalu, harga batu bara sendiri sempat anjlok ke bawah US$80 per metrik ton akibat turunnya harga minyak dunia menjadi sekitar US$50 per barel.

"Batu bara masih akan naik tapi tidak se-fenomenal tahun lalu," ucap Direktur Investasi Jemmy Paul Wawointana di Surabaya, Selasa (14/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan prediksi harga batu bara sebesar US$72 per metrik ton tersebut, harga saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) masih tetap merangkak meski tidak terlalu banyak. Pada penutupan hari ini, harga saham Bukit Asam berhasil naik 3,85 persen ke level Rp10.800 per saham setelah sepanjang pekan lalu harga sahamnya terkoreksi 3,48 persen.

Sementara itu, harga saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dinilai sudah price in untuk posisi saat ini. Harga saham Adaro Energy saat ini, berada di level Rp1.645 per saham dan Indo Tambangraya di level Rp16.800 per saham.

Jemmy masih akan menilai saham-saham tersebut menarik dan dapat memberikan imbal hasil (return) yang baik tahun ini. Pasalnya, Sucorinvest banyak menanamkan dana investasi di sektor pertambangan sepanjang tahun lalu untuk reksa dana jenis saham.

Dengan strategi tersebut, reksa dana saham memberikan imbal hasil terbesar terbesar yakni, 35 persen. "Ya, batu bara beli banyak pada 2016 karena risikonya sudah tidak ada," terang Jemmy.

Akhir tahun lalu harga batu bara acuan (HBA) yang dirilis oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tembus ke level US$101,69 per metrik ton di mana posisi tersebut juga harga tertinggi sejak 2012 lalu.

Namun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, HBA per Maret 2017 berada di level US$81,9 per metrik ton, turun tipis dari HBA per Februari 2017 US$83,32 per metrik ton.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER