Jakarta, CNN Indonesia -- PT Polaris Investama Tbk berencana melakukan dua manuver korporasi sekaligus. Perusahaan akan menggabungkan nominal saham (reverse stock) dan juga menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau
rights issue.
Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan berencana menerbitkan 10 miliar saham baru dengan nominal Rp100 per lembar dalam gelaran Penawaran Umum Terbatas (PUT) III).
Saham baru tersebut akan diterbitkan dari portepel perusahaan. Sayangnya, Polaris Investama belum menentukan harga pelaksanaan dan nilai transaksi yang bakal diraup perusahaan dari
rights issue ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seluruh dana yang diperoleh dari hasil PUT III dengan memberikan HMETD ini, setelah dikurangi biaya-biaya terkait akan digunakan untuk ekspansi perseroan," tulis Direksi Polaris Investama.
Sementara dalam prospektus lain, perseroan berencana menggabungkan setiap 10 saham Seri A dengan nominal lama Rp1.000 menjadi satu saham dengan nominal baru Rp10 ribu.
Selain itu, setiap 10 saham Seri B dengan nominal lama Rp100 akan digabung menjadi satu saham dengan nominal baru Rp1.000.
Perubahan nilai nominal saham tersebut akan dilakukan melalui pengurangan jumlah saham secara proporsional tanpa mengubah jumlah modal ditempatkan dan modal disetor.
Dengan demikian, susunan pemegang saham perseroan, persentase kepemilikan serta hak dan kewajiban yang melekat pada saham perseroan sebelum maupun sesudah dilakukannya
reverse stock tidak mengalami perubahan.
PT Jasa Utama Capital Sekuritas adalah perusahaan efek yang ditunjuk oleh perseroan untuk membeli saham, apabila setelah
reverse stock akan menjadi kurang dari satu satuan perdagangan (
odd lot).
Nantinya harga pembelian setiap saham dipatok sebesar harga penutupan tertinggi selama 25 Hari Bursa terakhir sebelum dilakukannya keterbukaan informasi tentang rencana pelaksanaan
reverse stock.
Jika tidak sesuai, maka harga yang dipakai adalah yang terjadi pada hari bersangkutan selama periode pembelian
odd lot mana yang lebih tinggi dan memberikan bagi para pemegang saham yang apabila setelah dilakukannya
reverse stock mempunyai pecahan yang tidak mencapai satu saham dengan melakukan pembulatan ke atas (
round up).
Kepala Divisi Jasa Kustodian PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Hartati Handayani mengatakan, akhir perdagangan dengan nilai nominal lama di pasar reguler dan negosiasi direncanakan pada 8 Mei 2017.
"Awal perdagangan dengan nilai nominal baru di pasar tunai saham dengan nilai nominal baru hasil
reverse stock didistribusikan kepada pemegang rekening efek di KSEI (
distribution date) adalah pada 15 Mei 2017," jelasnya dikutip Rabu (15/3).