Harga Batu Bara Rendah, Laba Bukit Asam Turun Tipis di 2016

CNN Indonesia
Rabu, 15 Mar 2017 15:28 WIB
PT Bukit Asam (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih Rp2,02 triliun sepanjang tahun lalu, turun 1 persen dari Rp2,04 triliun di tahun sebelumnya.
PT Bukit Asam (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih Rp2,02 triliun sepanjang tahun lalu, turun 1 persen dari Rp2,04 triliun di tahun sebelumnya. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan tambang batu bara milik negara PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) mencatatkan laba bersih hingga Rp2,02 triliun sepanjang tahun lalu, turun tipis 1 persen dari perolehan laba 2015 yang mencapai Rp2,04 triliun.

Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan, pencapaian laba tersebut diperoleh berkat usaha perseroan dalam mengendalikan nisbah kupas (striping ratio/SR), jarak angkut di lokasi tambang dan optimalisasi perencanaan tambang.

"Khususnya dari sisi operasional penambangan pada supply chain system dengan melakukan efisiensi di semua lini," ujar Arviyan dalam konferensi pers, Rabu (15/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di samping efisiensi, perolehan laba tersebut juga disumbang dari kontribusi penjualan batu bara sepanjang 2016 dengan volume mencapai 20,7 juta ton atau naik 9 persen jika dibandingkan dengan volume penjualan tahun 2015 yang mencapai 19,1 juta ton.

"Peningkatan penjualan ini karena adanya peningkatan produksi dan angkutan kereta api batu bara tahun yang lalu yang mulai meningkat sebesar 12 persen jadi 17,7 juta ton dibanding tahun sebelumnya sebesar 15,8 juta ton," ujarnya.

Jika dilihat dari komposisi, di pasar domestik penjualan Bukit Asam naik 22 persen atau menjadi 12,3 juta ton naik dari tahun 2015. Posisi ini setara dengan 59 persen dari total penjualan perseroan. Sementara penjualan ekspor tercatat 8,5 juta ton, setara dengan 41 persen dari total penjualan.

Terkait penurunan laba, Arviyan menjelaskan, sepanjang tahun lalu indeks harga batu bara belum sebaik tahun 2015. Hal ini terlihat dari rata-rata harga tertimbang batu bara perseroan yang turun sebesar 4,4 persen atau menjadi Rp676.013 per ton dibanding tahun 2015 yang sempat mencapai Rp707.052 per ton.

"Meskipun demikian kami masih bisa memperoleh pendapatan sebesar Rp14,06 triliun naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp13,85 triliun," ujarnya.

Khusus untuk tahun ini, perseroan menargetkan penjualan mencapai 27,3 ton atau 30 persen lebih tinggi dari realisasi tahun 2016 yang sebesar 20,76 ton. Dari total tersebut, nantinya sebanyak 15,9 juta ton akan dijual untuk memenuhi permintaan domestik dan 11,4 juta ton akan diekspor,

Untuk mendukung peningkatan penjualan dan produksi itu, Bukit Asam merencanakan produksi dan pembelian batubara sebesar 27,1 juta ton atau naik 30 persen dari realisasi sebesar 20,8 juta ton.

Hal itu termasuk mengoptimalkan anak perusahaan PT IPC sebanyak 0,9 juta ton dan tambang Peranap di Riau 0,2 juta ton. Sementara pembelian batubara oleh anak perusahaan, PT Bukit Asam Prima sebesar 3,03 juta ton naik 152 persen dibanding 2015 yang sebesar 1,02 juta ton.

"PT Kereta Api Indonesia sudah komitmen untuk mengangkut batu bara kita dari lokasi tambang sebesar 21,7 juta ton atau naik 22 persen dari tahun lalu, dengan masing-masing 18 juta ton menuju Pelabuhan Tarahan di Bandar Lampung dan 3,7 juta ton menuju Dermaga Kertapati di Palembang," jelasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER