ANALISIS

Tahun Membara Emiten Batu Bara

CNN Indonesia
Jumat, 17 Mar 2017 13:05 WIB
Empat dari lima perusahaan batu bara yang melantai di bursa saham mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih. Prospek hijau di sektor tersebut.
Dari lima emiten tersebut hanya Golden Energy dan Bukit Asam yang mencatatkan kenaikan pendapatan. Sementara, sisanya mengalami penurunan. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Sayangnya, jika melihat dari sisi pendapatan usaha emiten tambang batu bara, maka terlihat tidak sebaik laba bersih yang diraup. Dari lima emiten tersebut hanya Golden Energy dan Bukit Asam yang mencatatkan kenaikan pendapatan. Sementara, sisanya mengalami penurunan.

Sama halnya dengan laba bersih, Golden Energy berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan paling tinggi yakni, 8,81 persen menjadi US$384,33 juta dari sebelumnya US$353,18 juta.

Tahun Membara Emiten Batu BaraIlustrasi kinerja emiten tambang batu bara. (CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani)
Kenaikan ini terbilang jauh lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan laba bersih perusahaan yang mencapai ribuan persen. Reza menyatakan, pencapaian laba bersih perusahaan bukan semata-mata dari penjualan batu bara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah ini Golden Energy pasti ada pendapatan lain yang membuat laba perusahaan sampai naik signifikan seperti itu," tandas Reza.

Benar saja, dalam laporan keuangannya terlihat perusahaan meraih pendapatan lain-lain hingga US$941,64 ribu. Angka tersebut berbanding terbalik jika dibandingkan dengan tahun 2015 yang tercatat beban lain-lain sebesar US$248,28 ribu.

Tak hanya itu, Golden Energy juga memperoleh pemasukan dari keuntungan selisih kurs sepanjang tahun lalu sebesar US$624,51 ribu, berbeda dengan tahun 2015 yang menderita rugi kurs hingga US$4,84 juta.

Kemudian, untuk Bukit Asam sendiri hanya naik tipis 1,51 persen dari Rp13,84 triliun menjadi Rp14,05 triliun.

Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin menyebut, sepanjang tahun lalu indeks harga batu bara belum sebaik tahun 2015. Hal ini terlihat dari rata-rata harga tertimbang batu bara perseroan yang turun sebesar 4,4 persen.

Adapun, untuk pendapatan Bumi Resources turun hingga 42,22 persen menjadi US$23,4 juta dari sebelumnya US$40,5 juta. Kemudian Indo Tambangraya tercatat turun 13,92 persen menjadi US$1,36 miliar, dan Adaro Energy turun 5,97 persen menjadi US$2,52 miliar.

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER