BNI Belum Putuskan Besaran Bunga Kredit LRT Jabodebek

CNN Indonesia
Jumat, 31 Mar 2017 09:00 WIB
BNI disinyalir menawarkan bunga 7 persen untuk proyek tersebut atau berarti lebih rendah ketimbang bunga kredit korporasi yang berkisar 9,95 persen.
BNI disinyalir menawarkan bunga 7 persen untuk proyek tersebut atau berarti lebih rendah ketimbang bunga kredit korporasi yang berkisar 9,95 persen. (ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mengaku belum menentukanbesaran bunga kredit yang hendak ditawarkan kepada pemerintah terkait penyaluran pembiayaan proyek pembangunan kereta api jenis Light Rapid Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang (Jabodebek).

Saat ini, bank pelat tersebut mengklaim masih menghitung penyaluran pembiayaan yang akan diberikan kepada proyek LRT sepanjang 43 kilometer itu. "Nanti dibicarakan lagi terkait suku bunganya. Itu sedang dihitung lagi, berapa sih bisnisnya? Nanti bisa negosiasi lagi, jadi belum diputuskan," ujar Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senayan, Kamis (30/3).

Menurut Baiquni, BNI tengah mempertimbangkan agar penawaran suku bunga kreditnya tetap memperhatikan nilai penawaran bunga kredit komersil, meski proyek yang disasar merupakan proyek pemerintah di bidang infrastruktur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pokoknya, setiap ada program pemerintah kami ingin masuk, tetapi kami berusaha ke arah komersil. Jadi, mungkin bisa juga kami minta (penawaran) terkait suku bunga," imbuh dia.

Adapun, BNI disinyalir menawarkan bunga kredit sebesar 7 persen untuk proyek yang akan digarap PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) tersebut. Jika benar, itu berarti lebih rendah dibandingkan bunga kredit korporasi pelat merah yang sekitar 9,95 persen.

"Yang pasti, untuk proyek LRT, pembiayaan (dengan bunga kredit) tujuh persen itu masih dalam pembicaraan. Nanti kami lihat bagaimana peluang kami untuk jaga margin itu," terang Baiquni.

Sekadar informasi, untuk proyek LRT Jabodebek, pemerintah diperkirakan membutuhkan pembiayaan mencapai Rp27 triliun untuk membangun prasarana dan sarana kereta.

Dari total pembiayaan tersebut, pemerintah memutuskan bahwa sebanyak Rp9 triliun akan ditanggung oleh pemerintah. Sedangkan sisanya, sebanyak Rp18 triliun diupayakan dari pinjaman perbankan, baik BUMN maupun swasta.

Terkait pembiayaan dari perbankan pelat merah, BNI akan berkoordinasi dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang disebut-sebut akan menjadi pimpinan kredit sindikasi perbankan.

Sebelumnya, Baiquni menyebutkan, ada potensi penyaluran pembiayaan dari BNI mencapai Rp6 triliun. Angka ini muncul dengan proyeksi penyaluran pembiayaan diberikan oleh tiga perbankan, yakni BNI, Bank Mandiri, dan satu perbankan lainnya.

Ada juga opsi pembiayaan dari beberapa bank swasta dan asing yang berminat untuk turut serta membiayai proyek yang dijadwalkan rampung pada kuartal I 2019 tersebut.

Pembangunan proyek LRT Jabodebek sendiri saat ini telah berlangsung. Untuk tahap pertama, pembangunan terdiri dari tiga lintas layanan; Cawang-Cibubur sepanjang 14,3 kilometer dan empat unit stasiun, lintas Cawang-Bekasi Timur sepanjang 18,5 kilometer dengan lima unit stasiun, dan lintas Cawang-Kuningan-Dukuh Atas sepanjang 10,5 kilometer dan tujuh unit stasiun.

Sementara, untuk pembangunan tahap kedua, terdiri dari tiga lintas layanan, yakni Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, dan Palmerah-Grogol. Adapun sampai akhir tahun ini, ditargetkan proyek rampung mencapai 40 persen.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER