Berkat e-Commerce, Bisnis Sewa Gudang Makin Kinclong

CNN Indonesia
Kamis, 06 Apr 2017 02:00 WIB
Jones Lang Lasalle (JLL) mengungkapkan, saat ini luas pasokan modern warehouse di wilayah Jabodetabek masih rendah, mencapai 1 juta meter persegi.
Jones Lang Lasalle (JLL) mengungkapkan, saat ini luas pasokan modern warehouse di wilayah Jabodetabek baru mencapai 1 juta meter persegi. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perkembangan perusahaan jual-beli secara elektronik (e-commerce) berdampak positif pada bisnis properti, khususnya di sektor logistik.

Lembaga konsultan properti Jones Lang Lasalle (JLL) menilai, terbatasnya pasokan dan meningkatkan permintaan menjadi salah satu faktor yang membuat pengembang makin melirik sektor penyedia gudang penyimpanan modern (modern warehouse) itu.

Kepala Riset JLL James Taylor mengungkapkan, saat ini luas pasokan modern warehouse di wilayah Jabodetabek baru mencapai 1 juta meter persegi (m2). Jumlah itu diklaim masih relatif rendah jika dibandingkan negara-negera tempat menjamurnya bisnis e-commerce, seperti China dan Singapura.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau di Singapura dan China, total luasan gudang penyimpanan modern bisa mencapai beberapa juta meter persegi," tutur Taylor usai menyampaikan paparan Jakarta Property Merket Update 1st Quarter 2017 di Tower II Bursa Efek Indonesia, Rabu (5/4).

Sebagian besar gudang, kata Taylor dibangun oleh pengembang berdasarkan permintaan tenant. Namun seiring dengan perkembangan bisnis e-commerce, pengembang mulai membangun modern warehouse untuk disewakan.

"Untuk modern warehouse yang dibangun atas permintaan langsung tenant, tingkat keterisiannya sudah 100 persen. Untuk gudang yang disewakan, tingkat keterisiannya saya perkirakan sudah lebih dari 90 persen," ujarnya.

Melihat hal itu, investor bergerak cepat untuk mengambil jatah di bisnis gudang penyimpanan modern. Apalagi, prospek bisnis e-commerce ke depan diyakini akan semakin cerah seiring dengan perkembangan teknologi.

Di Indonesia, perkembangan e-commerce juga didukung oleh pasar yang besar serta komitmen pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur dan kemudahan dalam berbisnis.

Taylor mencatat, pada tahun 2015, perusahaan asal Singapura menggandeng perusahaan lokal PT Mega Manunggal Property Tbk untuk membangun gudang penyimpanan seluas 500 ribu m2 di Indonesia.

Kemudian, tahun ini, perusahaan real estate asal Kanada, Ivanhoe Cambridge, mengumumkan kerja sama dengan Canada Pension Plan Investment Board dan perusahaan properti logistik asal Australia, Logos, untuk mengembangkan gudang penyimpanan modern di Indonesia dengan komitmen investasi mencapai US$400 juta.

Di waktu yang hampir bersamaan, investor global menyuntikkan dana besar ke pelaku e-commerce di Indonesia. Mulai dari Alibaba yang mengambil alih kendali Lazada pada awal 2016, hingga perusahaan dagang Jepang, Mitsu & Co, yang menyuntikkan US$100 juta ke MatahariMall.

Berdasarkan proyek yang saat ini tengah dibangun, JLL memperkirakan pasokan modern warehouse akan bertambah sekitar 300 ribu m2 dalam beberapa tahun ke depan. Beberapa lokasi yang menjadi favorit pengembang adalah Bekasi dan Karawang.

Sebagai informasi, JLL mencatat harga sewa gudang penyimpanan modern ada di kisaran Rp60 ribu hingga Rp80 ribu per m2 per bulan dengan kenaikan harga sekitar 5 hingga 6 persen per tahun. Adapun imbal hasil dari proyek modern warehouse ada di kisaran 8 hingga 8,5 persen.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER