Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengaku hingga kini belum ada nota yang dikirim dari pemerintah Amerika Serikat (AS) terkait tudingan "kecurangan" yang dilakukan Indonesia oleh Presiden Donald Trump hingga mengakibatkan defisit perdagangan negaranya.
"Tidak ada [nota], mereka kan punya waktu 90 hari untuk melakukan kajian masing-masing produk," kata Retno saat ditemui di Hotel Shangri La, Kamis (6/4).
Retno menjelaskan, dalam dunia ekonomi yang penting adalah hubungan yang dijalin antar negara harus saling menguntungkan. Apalagi ada aturan internasional di bidang perdagangan melalui Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam WTO disebutkan, jika ingin menjadi bagian dari organisasi dagang tersebut, maka hubungan antar dua negara harus saling menguntungkan. Retno menilai, pasti sebuah negara akan mengalami keuntungan, tapi di sisi lain kerugian atau defisit juga pasti akan dialami.
Menggunakan analogi itu, Retno ingin agar Amerika Serikat melihat segala sesuatu secara lebih komprehensif karena yang dibahas adalah soal perdagangan bilateral.
Sementara itu Wakil Presiden Jusuf Kalla dua hari lalu menjelaskan hal yang serupa, bahwa negara yang mengalami defisit bukan hanya Amerika Serikat melainkan banyak negara lain mengalami hal yang sama.
Jusuf Kalla kecewa saat Indonesia dianggap melakukan kecurangan. Ia menilai, bisa saja hal itu sebenarnya merupakan dampak dari mahalnya barang-barang yang berasal dari Amerika Serikat.
Orang nomor dua di Indonesia tersebut menilai, sebelum menuduh negara lain curang, ada baiknya Amerika Serikat introspeksi diri kenapa barang-barang yang mereka jual mahal dan berimbas pada keengganan negara lain untuk mengimpornya.
"Curang kenapa? Kami tak pernah memaksa untuk membeli barang dari Indonesia tapi karena barang di sini murah makanya dibeli. Jadi Amerika harus introspeksi diri kenapa barangnya mahal," ujarnya.
Seperti diketahui, Donald Trump lagi-lagi berencana menerbitkan perintah eksekutif untuk mengurangi defisit perdagangan. Secara gegabah, Trump menyebut negara penyebab defisit perdagangan AS bertindak 'curang'.
Nama Indonesia masuk dalam 16 negara yang disebut Trump 'curang', hingga menyebabkan defisit besar bagi AS. Negeri Paman Sam mengalami defisit sebesar US$13 miliar dengan Indonesia pada tahun lalu.
Selain Indonesia, masih ada China, Kanada, Prancis, Jerman, India, Irlandia, Italia, Jepang, Malaysia, Meksiko, Korea Selatan, Swiss, Taiwan, Thailand dan Vietnam yang tercatat membuat AS mengalami defisit perdagangan.