Jakarta, CNN Indonesia --
Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) memperkirakan kinerja ekspor Indonesia sepanjang kuartal I 2017 lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perbaikan tersebut terutama didorong oleh membaiknya permintaan dunia terhadap produk domestik.
"Secara year on year (tahunan), saya rasa ada kenaikan ekspor, tetapi tipis, mungkin 4-6 persen," tutur Ketua Umum GPEI Benny Soetrisno saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (6/7).
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Indonesia pada kuartal pertama tahun lalu sebesar US$33,59 miliar atau turun 14 persen (year on year/yoy). Penurunan tersebut disebabkan masih lemahnya permintaan dunia seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Namun, sepanjang dua bulan pertama 2017, total ekspor tercatat mencapai US$25,98 miliar atau meningkat 19,2 persen
(yoy
). Menurut Benny, naiknya pertumbuhan ekspor di tahun ini lebih banyak dipicu oleh mulai membaiknya permintaan dunia terhadap produk domestik.
Pada sektor non migas misalnya, Benny menengarai masih tingginya permintaan produk sepatu olah raga, khususnya oleh Amerika Serikat (AS). Perbaikan kinerja ekspor awal tahun ini juga disebabkan oleh mulai dimasukinya pasar non-tradisional seperti Timur Tengah, Afrika, dan Asia Tengah. Salah satu jenis produk ekspor yang banyak diminati, kata Benny, adalah rempah-rempah.
Meskipun nilanya masih kecil, upaya membuka pasar baru ini menurut dia, akan makin digalakkan ke depan guna mengantisipasi perlambatan permintaan dari pasar tradisional. Hal ini juga didukung oleh kemajuan di sektor logistik.
Disamping itu, menurut dia, pertumbuhan juga terbantu oleh mulai membaiknya harga komoditas. "Harga komoditas yang naik itu batu bara, kelapa sawit, dan timah tetapi kenaikan harganya tidak signifikan," ujarnya.
Benny pun berharap pemerintah konsiten untuk merampungkan perundingan dagang dengan sejumlah negara terutama terkait pembebasan dan keringanan tarif. Hal tersebut perlu dilakukan guna meningkatkan daya saing produk Indonesia.
Salah satu yang paling ditunggu menurut Benny, yakni perundingan dagang Indonesia dengan Uni Eropa, European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang diharapkan rampung tahun depan. Selain itu, Benny juga berharap pemerintah melakukan pendekatan bilateral dengan AS untuk memberikan preferensi tarif untuk produk Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT