Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah mencatatkan rugi pada sepanjang tahun lalu, PT Bank Permata Tbk kembali membukukan laba bersih pada kuartal pertama tahun ini sebesar Rp453 miliar. Adapun pada periode yang sama tahun lalu, Bank Permata tercatat mengalami kerugian sebesar Rp376 miliar.
Perbaikan kinerja tersebut seiring upaya perseroan menurunkan kredit bermasalah
(Non Performing Loan/NPL) sejak tahun lalu. Dampaknya, beban biaya pencadangan yang menimbulkan kerugian perseroan, turun 57 persen secara tahunan
(year on year/yoy) menjadi Rp670 miliar. Disisi lain, perseroan juga melakukan penjualan aset bermasalah yang turut berkontribusi pada pendapatan.
Direktur Utama Bank Permata Ridha DM Wirakusumah menjelaskan, pihaknya akan terus mengambil langkah-langkah proaktif yang diperlukan untuk mengelola kualitas asetnya melalui restrukturisasi dan rehabilitasi, mempercepat pemulihan kredit, dan menjual sebagian dari portofolio NPL.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terbukti dari upaya tersebut telah menghasilkan peningkatan pada kualitas aset. Rasio
NPL Gross tercatat sebesar 6,4 persen per 31 Maret 2017, turun dari 8,8 persen pada Desember 2016, sedangkan rasio
NPL Net tetap di kisaran 2,2 persen," ujar Ridha dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (18/4).
Adapun penyaluran kredit Bank Permata pada kuartal pertama tahun ini turun cukup signifikan sebesar 22 persen (yoy) menjadi Rp95,4 triliun. Namun, pembiayaan syariah tercatat masih tumbuh positif yakni dikisaran 4 persen (yoy).
Penurunan penyaluran kredit pun mendorong margin bunga bersih (
Net Interest Margin/NIM) perseroan turun dari 3,9 persen pada kuartal pertama tahun lalu menjadi 3,5 persen. Untungnya, pendapatan berbasis biaya (
fee-based income) yang kuat mampu mengkompensasi penurunan margin sehingga menghasilkan total pendapatan sebesar Rp2,4 triliun, tumbuh 11 persen (yoy).
Disisi lain, Bank Permata berhasil meningkatkan porsi dana murah (CASA) dari sebesar 38 persen menjadi 46 persen sehingga banyak membantu perseroan dalam menekan beban biaya dana.
Ridha mengaku pihaknya juga akan terus memperkuat fundamental dan memanfaatkan kekuatan inti perseroan, antara lain jaringan cabang yang luas, saluran distribusi yang komprehensif, serta produk-produk inovatif. Pihaknya juga berencana memperkuat permodalan melalui penerbitan saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau
rights issue.
Saat ini, Bank Permata tengah memproses
rights issue sebesar Rp3 triliun yang diharapkan akan selesai pada semester pertama 2017. Adapun pada pertengahan tahun lalu, perseroan juga telah merealisasikan
rights issue sebesar Rp5,5 triliun.
"Kami yakin akan kembali ke performa yang semakin kuat pada tahun 2017 sebagaimana kami terus membangun peran kami sebagai agen pembangunan bagi para nasabah kami” pungkasnya.