Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia mencatat transaksi kartu kredit pada kuartal pertama tahun ini mencapai Rp72,01 triliun. Transaksi tersebut hanya naik sekitar 3,08 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu
(year on year/yoy) yang tercatat sebesar Rp69,86 triliun.
Berdasarkan data statistik pembayaran BI,dikutip selasa (2/5), transaksi kartu kredit di sepanjang tiga bulan pertama tahun ini tercatat tumbuh 9,1 persen
(yoy) menjadi 80,74 juta transaksi. Sementara itu, jumlah kartu kredit tercatat sebanyak 17,59 juta kartu, meningkat 4,14 persen (yoy).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Marta menilai transaksi kartu kredit saat ini belum kembali normal. Hal ini menurut dia, disebabkan oleh sejumlah hal antara lain, imbas encana pembukaan data nasabah kartu kredit untuk keperluan pajak. Namun, seiring dengan batalnya rencana tersebut, transaksi kartu kredit pun diharapkan akan kembali meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertumbuhan transaksi kartu kredit diatas 5 persen masih kami harapkan. Salah satu yang akan mendorong juga adalah dengan diturunkannya suku bunga kartu kredit," ujar Steve kepada CNNIndonesia.com, Selasa (2/5).
Seperti diketahui, Bank Indonesia telah mengeluarkan ketentuan terkait penurunan batas maksimal bunga kartu kredit dari 2,95 persen per bulan atau 35,4 persen per tahun menjadi 2,25 persen per bulan atau
26,95 per tahun. Ketentuan tersebut harus diterapkan paling lambat Juni 2017.Tahun ini, AKKI menargetkan transaksi kartu kredit secara nominal dan transaksi dapat tumbuh dikisaran 5-10 persen. Adapun jumlah kartu kredit diharapkan juga dapat tumbuh dikisaran yang sama.
Direktur Perbankan Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan sebelumnya menuturkan, dengan dicabutnya keputusan DJP tersebut, pihaknya optimis jumlah kartu kredit CIMB Niaga dapat tumbuh sama dengan tahun lalu yakni mencapai 25 persen.
"Ditjen Pajak telah resmi menyatakan data kartu kredit tidak diminta, bagi kami bisnis bisa berjalan seperti biasa," katanya.
Pihaknya menurut Lani juga menargetkan volume transaksi kartu kredit perseroan dapat tumbuh 10 persen pada tahun ini. Adapun pada kuartal pertama tahun ini, bisnis kartu kredit perseroan masih tumbuh diatas 15 persen.
"Tahun lalu kami tumbuh di atas 25 persen dan di kuartal I tahun ini masih di atas 15 persen. Secara seasonal memang kuartal I biasanya tidak setinggi di kuartal lainnya," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Konsumer PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Anggoro Eko Cahyo menuturkan, pihaknya pada tahun ini memperkirakan kinerja bisnis kartu kredit akan lebih baik dibandingkan tahun lalu.
"Nilai transaksi
year on year per Maret tumbuh 3,8 persen dan outstanding pinjaman secara year on year tumbuh 9,8 persen," terang Anggoro.
Guna menggenjot bisnis kartu kredit, BNI banyak terlibat dalam pameran wisata skala besar yang melibatkan maskapai dan agen wisata. "Pertumbuhan bisnis ini didukung oleh pertumbuhan jumlah kartu kredit BNI selama kuartal I 2017 dan program-program usage sehingga jumlah transaksi juga mampu ditingkatkan," jelasnya.