Jakarta, CNN Indonesia -- Pendapatan premi industri asuransi jiwa pada kuartal I 2017 mekar 28,15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Maret 2017, pendapatan premi industri asuransi jiwa mencapai Rp35,19 triliun. Sementara, pada kuartal I 2016 pendapatan premi industri asuransi jiwa hanya sebesar Rp27,46 triliun.
Dengan capaian tersebut, laju pertumbuhan premi industri asuransi jiwa boleh dibilang membaik. Pasalnya, laju pertumbuhan pendapatan premi asuransi jiwa pada kuartal I 2016 hanya sebesar 24,02 persen.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu mengatakan, membaiknya kinerja asuransi jiwa pada awal tahun ini memang dirasakan oleh pelaku industri. Hal itu sejalan dengan pemulihan pertumbuhan ekonomi domestik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Membaiknya pertumbuhan ekonomi kan meningkatkan daya beli," ujarnya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (5/5).
Selain itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan asuransi jiwa juga meningkat seiring dengan penetrasi agen yang semakin agresif, serta beragamnya pilihan produk asuransi yang sesuai bagi konsumen.
"Harapan kami, capaian premi ini bisa terus dipertahankan hingga kuartal IV," kata Togar.
Ekspektasi Togar didukung oleh program pembangunan infrastruktur pemerintah tahun ini yang banyak dilakukan di luar Jawa. Pasalnya, pembangunan infrastruktur akan berdampak positif pada perekonomian masyarakat sekitar.
Selain itu, potensi pasar asuransi di Indonesia masih cukup besar.
Togar menyebut, saat ini, pemilik polis asuransi jiwa di Indonesia ada di kisaran 7 juta polis atau kurang dari lima persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Lebih lanjut Togar mengingatkan, data OJK hanya mencakup data perusahaan asuransi jiwa konvensional, tidak mencakup asuransi jiwa yang berdasarkan prinsip syariah.
Jika capaian asuransi jiwa syariah diperhitungkan, Togar meyakini pertumbuhan premi industri akan lebih tinggi dibandingkan perolehan data OJK.
Saat ini, AAJI masih melakukan konsolidasi data kinerja kuartal I 2017 dari 58 perusahaan anggota, termasuk perusahaan asuransi jiwa syariah. Diperkirakan, paparan kinerja keseluruhan industri asuransi jiwa pada tiga bulan pertama tahun ini bisa disampaikan pada akhir bulan ini.