Menteri Jonan Resmikan Jaringan Gas di Surabaya

CNN Indonesia
Minggu, 07 Mei 2017 14:15 WIB
Gas untuk rumah tangga tersebut sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang meminta pembangunan ditujukan pada pemerataan bagi warga kurang mampu.
Gas untuk rumah tangga tersebut sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang meminta pembangunan ditujukan pada pemerataan bagi warga kurang mampu. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri ESDM Ignasius Jonan meresmikan jaringan gas untuk 24.000 unit sambungan rumah tangga di Kota Surabaya, Jawa Timur. Untuk mengongkosi jaringan gas itu, pemerintah merogoh kocek dari APBN 2016 senilai Rp221,9 miliar.

"Pemanfaatan gas ini menghemat pengeluaran biaya satu rumah tangga sekitar Rp20 ribu per bulan," ujarnya dalam peresmian di Rumah Susun Penjaringan Sari, Rungkut, Surabaya, mengutip Antara, Minggu (7/5).

Hadir dalam peresmian, antara lain Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Wakil Ketua Komisi VII DPR Syaikhul Islam Ali, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, serta Dirut PT PGN (Persero) Tbk Jobi Triananda Hasjim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jonan mengatakan, penyambungan gas untuk rumah tangga tersebut sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang meminta pembangunan ditujukan pada pemerataan bagi warga kurang mampu.

"Sesuai kebijakan pemerintah, gas diprioritaskan untuk listrik dan rumah tangga sederhana," terang dia.

Pemerintah, sambung Jonan, akan terus mendorong dan mempercepat program konversi elpiji ke gas bumi. Adapun, setiap tahunnya, pemerintah mengeluarkan dana APBN untuk menambah jaringan gas bumi di berbagai daerah.

Pembangunan jaringan gas tersebut ditujukan untuk masyarakat kelas menengah ke bawah agar dapat menikmati gas setiap saat dengan harga yang relatif murah, bersih, dan aman.

"Dana APBN harus digunakan untuk membangun sesuatu yang memang dibutuhkan oleh masyarakat paling bawah," kata Jonan.

Pasokan gas untuk kebutuhan rumah tangga di Surabaya berasal dari PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore sebesar 0,6 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Total pipa yang dibangun untuk mengalirkan gas bumi ke 24.000 rumah tangga di Surabaya mencapai lebih dari 196 kilometer.

Rismaharini mengapresiasi, upaya Kementerian ESDM dan PGN yang sudah membangun 24.000 sambungan rumah tangga di Surabaya. "Warga sangat terbantu dengan adanya gas ini, karena bisa menghemat pengeluaran, selain juga praktis, ada setiap saat, bersih, dan aman," imbuh dia.

Wiratmaja Puja menambahkan, pemerintah sudah membangun 186 ribu sambungan jarigan gas untuk rumah tangga di 14 provinsi selama periode 2009-2016. Pembangunan tersebut melalui penugasan kepada dua BUMN, yakni PGN dan PT Pertamina (Persero).

Tahun lalu, pemerintah membangun 89.000 ribu sambungan rumah tangga di enam kota. Sebanyak 24.000 di antaranya berada di Surabaya.

Selain penghematan bagi pengguna, menurut Wiratmaja, pemanfatan gas rumah tangga juga mengurangi impor elpiji sebesar 20 ribu ton per tahun secara nasional dan khusus Surabaya sebanyak 2.600 ton per tahun.

"Penghematan subsidi pemerintah sebesar Rp141 miliar per tahun," tutur dia.

Pada 2017, pemerintah akan membangun lagi 59 ribu sambungan di 16 wilayah. Satu sambungan gas sendiri memakan biaya investasi sekitar Rp10 juta.

Jobi Triananda Hasjim mengatakan pemakaian gas rumah tangga selain murah juga aman, bersih, terukur, bayar belakangan, dan tagihan bisa dibayar di sejumlah tempat.

"Untuk Surabaya ini, kami bangun selama 10 bulan dari mulai 'engneering' sampai komisioning," katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER