Kemenkeu Siapkan Jurus Tembus Target Pertumbuhan Ekonomi 2018

CNN Indonesia
Rabu, 24 Mei 2017 10:51 WIB
Kementerian Keuangan telah memetakan sejumlah indikator yang akan digenjot agar pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,4 persen-6,1 persen di 2018 tercapai.
Kementerian Keuangan telah memetakan sejumlah indikator yang akan digenjot agar pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,4 persen-6,1 persen di 2018 tercapai. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Kebijakan Fiksal (BKF) Kementerian Keuangan mengungkapkan telah memetakan sejumlah indikator yang akan digenjot agar proyeksi pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,4 persen sampai 6,1 persen dapat dicapai pada 2018 mendatang.

Kepala BKF Kemenkeu Suahasil Nazara mengatakan, indikator tersebut berasal, baik dari sisi fiskal maupun moneter yang dituangkan dalam kebijakan yang lebih struktural sehingga bisa lebih efektif dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi.

"Kisaran itu menunjukkan kondisi yang bisa dicapai oleh Indonesia. (Indikatornya) macam-macam; investasi sekian persen, ekspor sekian persen, pengeluaran sekian persen. Kalau terpenuhi bisa (pertumbuhan ekonomi di kisaran) 5,4 persen sampai 6,1 persen," kata Sua, sapaan akrabnya, di Kementerian Keuangan, Selasa (23/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya memetakan penggenjotan sejumlah indikator pertumbuhan ekonomi, Sua bilang, kementeriannya juga telah menyiapkan sejumlah skema perencanaan untuk mengejar kisaran target itu. Sayangnya, Sua belum ingin membagi beberapa skema perhitungan yang merupakan hasil kajian kementeriannya itu.

"Itu bukan hitungan teknokratis tapi hitungan kami bisa sampai ke situ. Kalau kondisi begini, bisa tumbuh 5,4 persen, kalau begini bisa 5,6 persen, kalau begini bisa 6,1 persen," imbuh Sua.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menyampaikan kerangka asumsi makro yang tertuang dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada akhir pekan lalu.

Dalam RAPBN 2018, Sri Mulyani memasang sejumlah target, yaitu pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,4 persen sampai 6,1 persen, inflasi di kisaran 3,5 persen plus minus satu persen, dan nilai tukar atau kurs rupiah di rentang Rp13.500 sampai Rp13.800 per dolar Amerika Serikat.

Selain itu, Sri Mulyani juga membidik suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan mencapai 4,8 persen sampai 5,6 persen, asumsi harga minyak mentah Indonesia pada kisaran US$45 sampai US$60 per barel, dan lifting minyak dan gas bumi (migas) mencapai 1,965 juta sampai 2,05 juta barel per hari.

Adapun target lifting migas tersebut, terdiri dari lifting minyak sebanyak 771 ribu bph dan lifitng gas sebanyak 1,1 juta sampai 1,2 juta bph setara minyak per hari.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER