Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memproyeksi, Indeks Harga Konsumen (IHK) sepanjang Mei 2017 akan mengalami inflasi sebesar 0,2 persen sampai 0,25 persen. Inflasi dikarenakan harga sejumlah komoditas pangan bergerak naik menyambut momentum ramadan yang dimulai hari ini, Sabtu (27/5).
Proyeksi Darmin tersebut sedikit lebih rendah apabila dibandingkan proyeksi Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo yang memprediksi laju inflasi Mei akan mencapai kisaran 0,3 persen sampai 0,4 persen. Dalam catatan BI, sampai pekan ketiga Mei, hasil survei BI menunjukkan bahwa inflasi berada dikisaran 0,37 persen.
"Memang, sampai minggu kedua, minggu ketiga, (harga) sedikit agak naik. Tetapi, dari hitungan BI, kami percaya masih akan berkurang lagi. Jadi, inflasi Mei mungkin 0,2 persen sampai 0,25 persen," ujarnya di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat malam (26/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, menurut catatan Darmin, komoditas pangan yang sempat mengalami kenaikan harga, yakni bawang putih meningkat sekitar 28,79 persen. Disusul, cabai merah 14,97 persen, telur ayam ras 8,34 persen, dan daging ayam ras 4,2 persen. Sedangkan, cabai rawit diklaim telah mengalami penurunan harga.
Bersamaan dengan peningkatan harga sejumlah komoditas pangan, Darmin memperkirakan, komponen gejolak harga pangan (
volatile foods) akan mengalami inflasi di Mei ini. Ini membuat pola
volatile foods berubah dari sebelumnya deflasi 1,26 persen pada April lalu menjadi inflasi. Hanya saya, belum bisa diprediksi berapa inflasi
volatile foods pada Mei ini.
"
Volatile foods mungkin sumbernya, (sehingga komponen ini) tidak deflasi. Tapi komoditas tertentu, seperti bawang putih mungkin sedikit menurun dibandingkan sekarang. Daging sapi, ya namanya mau puasa, tidak banyak perubahan," jelas Darmin.
Sementara, dari sisi komponen tingkat harga yang diatur oleh pemerintah (
administered price), Darmin berharap, komponen ini tidak memberi sumbangan terlalu tinggi. Meskipun, komponen ini diketahui sejak awal tahun terus mengalami inflasi akibat kebijakan pemerintah untuk meningkatkan tarif dasar listrik (TDL) bagi pengguna listrik berkapasitas 900 voltampere (VA).
Kendati begitu, Darmin meyakini bahwa laju inflasi Mei tidak akan mengkhawatirkan. Pasalnya, pemerintah juga terus berupaya mengendalikan laju inflasi, baik di tingkat pemerintah pusat hingga pemerintah daerah (pemda) melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) guna menjaga stabilisasi harga komoditas pangan.
“Kami akan melakukan koordinasi dengan TPID karena pada akhirnya inflasi itu diukur dari tiap daerah. Informasi ini yang akan berguna sebab TPID itu ada di setiap provinsi bahkan di beberapa daerah ada di kabupaten/kota,” imbuh dia.
Secara keseluruhan, pemerintah menargetkan laju inflasi berada dikisaran empat persen di sepanjang tahun ini atau sesuai dengan asumsi makro yang dituangkan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017.