Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta tiga perusahaan calon penyerap gas bumi dari blok Masela untuk melakukan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan kontraktor Wilayah Kerja (WK) Masela, Inpex Corporation dalam waktu enam bulan mendatang.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono menuturkan, PJBG seharusnya bisa dilakukan karena tiga perusahaan yang berencana menyerap gas Masela benar-benar serius menyatakan minatnya.
Ia mengatakan, enam bulan merupakan waktu yang diberikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar sesuai dengan perkembangan proyek kilang gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) Masela.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, tiga perusahaan yang berencana menyerap gas pipa Masela adalah PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Kaltim Methanol Industry, dan PT Elsoro Multi Pratama dengan total penyerapan sebesar 474 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
"Karena di Kementerian ESDM minta dalam waktu enam bulan ini sudah bisa kontrak. Sehingga, kalau proyek kilang Masela sudah jadi, maka gas-gas ini diserap oleh investor yang telah berkomitmen," jelas Sigit, Selasa malam (6/6).
Di antara ketiga perusahaan itu, ia mengatakan bahwa Elsoro Multi Prima sudah melakukan pendekatan dengan Inpex. Menurut laporan yang diterima olehnya, perusahaan itu telah meminta detil rancangan proyek dan sudah menanyakan harga gas yang bisa dijual.
Meski berkomitmen, namun ketiga perusahaan itu masih belum mau melakukan PJBG kalau belum ada kepastian soal lokasi kilang dan harga gas.
"Tentu saja kalau mau menyerap gas kan perusahaan perlu hitung-hitungan," tutur Sigit.
Di samping ketiga perusahaan tersebut, Sigit mengatakan bahwa perusahaan asal Jepang, Sojitz Corporation juga berminat masuk menyerap gas pipa Masela. Selain itu, ada kemungkinan penyerap gas akan bertambah jika nantinya gas Masela terbukti bisa menghasilkan produk polypropylene berkualitas baik.
"Karena sejauh ini kan calon penyerap gas rencananya akan memproduksi metanol, urea, dan dimethyl ether. Kalau ada polypropylene mungkin ada yang mau masuk lagi," ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar berharap PJBG antara Inpex dengan industri calon penyerap gas Masela bisa dilakukan dalam waktu cepat agar Inpex bisa segera melakukan kajian awal konfigurasi kilang, atau yang biasa disebut Preliminary Front End Engineering Design (Pre FEED). Jika pembeli gas sudah ada, maka kapasitas final kilang LNG bisa ditentukan.
Kemudian, jika gas pipa bisa diserap sebanyak 474 MMSCFD, maka kilang LNG Masela diharapkan memiliki kapasitas 7,5 million ton per annum (MTPA). Sementara itu, jika penyerapan gas pipa tak mencapai angka yang dimaksud, maka kilang LNG Masela akan dibangun dengan kapasitas 9,5 MTPA.
"Inpex tinggal bilang saja, kapan mau mulai proses Pre FEED lalu kami akan cari pembelinya. Kami harap, PJBG bisa dilakukan tiga bulan sebelum mereka memulai pre FEED," jelas Arcandra, sehari sebelumnya.