Libur Lebaran Panjang, Okupansi Hotel Semester I Stagnan

CNN Indonesia
Kamis, 29 Jun 2017 17:54 WIB
Tingkat hunian (okupansi) kamar hotel pada semester pertama tahun ini berada dikisaran 60 persen, atau stagnan dibandingkan tahun lalu.
Tergerusnya bisnis perhotelan antara lain disebabkan beralihnya sebagian masyarakat pada layanan penginapan AirBnB yang menggunakan rumah, apartemen, dan vila. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono
Jakarta, CNN Indonesia -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebut, tingkat hunian atau okupansi kamar hotel pada semester pertama tahun ini berada dikisaran 60 persen. Tingkat hunian tersebut stagnan dibanding tahun lalu, kendati terdapat hari libur Lebaran yang cukup panjang.

Stagnansi tersebut antara lain terimbas oleh penghematan anggaran pemerintah dan banyaknya masyarakat yang beralih menggunakan layanan penginapan melalui jarigan online, AirBnB.

Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengatakan, tingkat okupansi hotel sebenarnya bervariasi. Beberapa daerah tujuan wisata, menurut dia, mungkin masih berhasil mencatatkan pertumbuha. Namun, sebagian besar hotel yang ada di daerah mengalami penurunan okupansi, sehingga secara nasional tingkat okupansi stagnan dibanding tahun lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Khususnya yang di daerah itu (okupansi) lebih rendah karena anggaran pemerintah kan dipangkas, mereka mengurangi perjalanan dinas. Sedangkan sumber pendapatan hotel daerah lebih banyak bergantung pada perjalanan dinas pemerintah," ujar Hariyadi kepada CNNIndonesia.com, Kamis (29/6).

Sesuai dengan arahan Kementerian Keuangan, sejumlah Kementerian/Lembaga (K/L) memang diminta untuk mengefisienkan perencanaan dan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Salah satunya, dengan memangkas anggaran perjalanan dinas yang dinilai tak begitu penting.

Selain pemangkasan anggaran, Hariyadi juga mengindikasi adanya penurunan daya beli masyarakat dan efisiensi yang dilakukan terhadap perjalanan dinas untuk mengantisipasi ekonomi yang belum pulih.


Disamping itu, bisnis perhotelan juga semakin tergerus dengan beralihnya sebagian masyarakat pada layanan penginapan AirBnB yang menggunakan rumah, apartemen, dan vila.

"Seberapa besar pangsa pasar hotel yang tergerus oleh AirBnB. Ini sebenarnya belum jelas, karena datanya belum jelas juga. Tapi memang banyak masyarakat yang beralih ke AirBnB ini, terutama hotel berbintang tiga ke bawah," kata Hariyadi.

Selain faktor penurunan permintaan, stagnannya tingkat hunian hotel disebabkan oleh peningkatan ketersediaan jumlah kamar hotel. Hal ini seiring bertambahnya pemain baru dan ekspansi bisnis yang tetap ada. Libur lebaran yang diharapkan memberikan daya dorong bahkan tak mampu mengangkat tingkat hunian hotel tersebut.


Kendati demikian, Hariyadi berharap, peningkatan sejumlah harga komoditas, seperti batu bara dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oils/CPO) bisa turut mengerek okupansi hotel pada semester dua tahun ini.

"Ada sinyal pertumbuhan ekonomi akan membaik di semester II dari kinerja ekspor yang terus baik, harga komoditas yang membaik, dan cairnya belanja pemerintah," pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER