Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, pemangkasan target penerimaan perpajakan dilatarbelakangi oleh lambatnya pertumbuhan perpajakan di semester I lalu. Penerimaan pajak tercatat baru mencapai Rp571,9 triliun atau 38,15 persen dari target awal. Realisasi ini juga menunjukkan bahwa penerimaan perpajakan hanya tumbuh 9,6 persen dibandingkan semester I 2016.
Padahal, pemerintah berharap pertumbuhan di akhir tahun bisa tumbuh 16,6 persen. Adapun dengan pemangkasan tersebut, target pertumbuhan perpajakan hanya 12,9 persen di tahun ini.
"Penurunan target ini merupakan upaya pemerintah untuk menciptakan target yang lebih realistis," ucap Darmin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati memangkas target peneriman perpajakan, pemerintah melihat ada potensi untuk menggenjot PNBP. Hal ini terlihat dari realisasi PNBP semester I 2017 yang sudah mencapai Rp146,1 triliun atau sekitar 58,44 persen dari target.
Realisasinya dirasa mampu melampaui target di akhir tahun lantaran ada sentimen positif dari kenaikan harga minyak yang melebih target pemerintah sebesar US$45 per barel dan perubahan asumsi nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dari Rp13.300 per dolar AS menjadi Rp13.400 per dolar AS.
"Harga minyak per Juni US$49 per barel, lebih tinggi dari asumsi APBN 2017. Ini juga dibantu dengan dipertahankannya lifting, makanya lifting tidak berubah," kata Darmin.
Bersamaan dengan itu, Darmin memproyeksi, penerimaan dari sumber daya alam (SDA) migas akan meningkat hampir Rp100 triliun atau 9,9 persen dari target awal, yaitu dari Rp87 triliun menjadi Rp95,6 triliun di R-APBNP 2017.
Sedangkan PNBP SDA non migas diproyeksi meningkat Rp100 miliar menjadi Rp23,4 triliun dan PNBP lainnya diperkirakan bisa meningkat Rp500 miliar karena adanya tambahan bagian pemerintah dari surplus Bank Indonesia (BI) sebesar Rp1,7 triliun. "Selain itu ada tambahan budget pemerintah atas surplus BI meskipun target PNBP atas Kementerian/Lembaga bergeser pada Badan Layanan Umum karena perubahan status," imbuh Darmin.
(agi)