Penjualan BBM Pertamax Geser Premium

CNN Indonesia
Kamis, 13 Jul 2017 10:20 WIB
Tak hanya itu, saat ini terdapat 1.904 SPBU yang sudah tidak menjual BBM Premium, setara 34,75 persen dari total SPBU Pertamina di Indonesia.
Tak hanya itu, saat ini terdapat 1.904 SPBU yang kedapatan sudah tidak menjual Premium, setara 34,75 persen dari total SPBU Pertamina di Indonesia. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) menyatakan penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax berkibar di semester I tahun ini. Di sisi lain, pertumbuhan penjualan Pertamax kian mengambil porsi penjualan Premium.

Direktur Pemasaran Pertamina Mochamad Iskandar menuturkan, angka pasti penjualan seluruh BBM Pertamina memang belum bisa diketahui. Pasalnya, data penjualan baru masuk ke mejanya tanggal 10 Juli 2017 kemarin sehingga datanya belum diverifikasi.

Namun secara garis besar, penjualan Pertamax yang moncer ditopang oleh masa mudik lebaran kemarin. Jika mengambil sampel pada masa itu saja, maka konsumsi Pertamax tercatat di angka 18.352 kilo liter (kl) per hari atau naik 33,4 persen dibanding posisi yang sama tahun sebelumnya 13.798 kl.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sementara itu, pertumbuhan Pertamax saat masa mudik kemarin juga tercatat naik 35 persen dibanding rata-rata konsumsi harian. Pertumbuhan yang paling besar dari semuanya memang Pertamax, tapi data total semester I belum keluar," kata Iskandar ditemui di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (12/7).

Ia melanjutkan, sebagian besar pertumbuhan ini masih disebabkan oleh masyarakat yang bermigrasi dari BBM jenis Premium. Ini pun tercermin di dalam konsumsi Premium di masa mudik kemarin yang turun 45,3 persen dibanding tahun sebelumnya.

"Karena masyarakat sudah sadar untuk pindah ke BBM yang berkualitas bagus," jelasnya.

Meski begitu, ia pun tak mengelak jika tergerusnya konsumsi Premium ini disebabkan karena Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) tidak lagi menyediakan Premium.

Menurutnya, hal itu sesuai dengan keputusan pengusaha SPBU yang memang ingin mengurangi persediaan Premium karena permintaannya memang berkurang.

"Sebetulnya, dari 2013 dulu sudah ada SPBU yang tidak menjual Premium. Ini keputusan pengusahanya," imbuhnya.

Premium Mulai Ditinggalkan SPBU

Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fanshurullah Asa mengatakan, saat ini terdapat 1.904 SPBU yang kedapatan sudah tidak menjual Premium. Angka ini tercatat 34,75 persen dari total SPBU Pertamina di seluruh Indonesia yang mencapai 5.480 SPBU.

Dari angka tersebut, ada 294 SPBU yang tidak menjual Premium di luar Jawa. Untuk itu, BPH Migas meminta Pertamina untuk mengisi kembali stok Premium di SPBU yang berlokasi di luar Jawa mengingat Premium adalah BBM penugasan sesuai Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014.

"Kami tegaskan, di luar Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) kami meminta Pertamina untuk menjual Premium, karena ini penugasan. Kalau secara prinsip, di Perpres tersebut tertulis kalau Premium di wilayah Jamali ini sudah masuk subsidi silang," katanya.

Hingga akhir 2016, porsi penjualan Premium tercatat 53 persen dari total penjualan bensin Pertamina. Angka ini terus melemah dibanding posisi tahun sebelumnya sebesar 86,8 persen.

Di sisi lain, porsi Pertalite terhadap total penjualan bensin meroket dari 4,2 persen ke angka 27 persen. Selain itu, porsi konsumsi Pertamax juga naik signifikan dari 8,4 persen ke angka 20 persen.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER