Ekspor Arab Saudi Melemah, Harga Minyak Tumbuh Tipis

CNN Indonesia
Rabu, 19 Jul 2017 08:10 WIB
Ekspor minyak Arab Saudi jatuh dari 7 juta barel per hari pada April ke angka 6,92 juta barel per hari pada bulan berikutnya.
Ekspor minyak Arab Saudi jatuh dari 7 juta barel per hari pada April ke angka 6,92 juta barel per hari pada bulan berikutnya. (REUTERS/Edgar Su).
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak meningkat tipis pada hari Selasa waktu Amerika Serikat (18/7), seiring dengan penurunan ekspor Arab Saudi dan permintaaan yang solid.

Dikutip dari Reuters, pagi ini, Rabu (19/7), ekspor minyak Arab Saudi jatuh dari 7 juta barel per hari pada April ke angka 6,92 juta barel per hari pada bulan berikutnya. Eksportir minyak terbesar di dunia itu telah memperpanjang penurunan stok global.

Sementara itu, terdapat pula penguatan permintaan dari kilang minyak di China sepanjang Juni. 

Implikasinya, harga Brent LCOc1 ditutup menguat US$0,42 per barel ke angka US$48,84 per barel. Sementara, harga West Texas Intermediate (WTI) ditutup menguat US$0,38 per barel ke angka US$46,40 per barel.

Meski demikian, ramalan harga minyak di masa depan menjadi rumit karena Ekuador meminta dikecualikan dari kebijakan pemangkasan produksi OPEC.

Menteri Perminyakan Ekuador Carlos Perez mengatakan, negaranya tak sanggup lagi untuk patuh terhadap pemangkasan OPEC sebesar 26 ribu barel per hari karena adanya kesulitan finansial. Adapun, saat ini produksi minyak negara Amerika Selatan itu mencapai 545 ribu barel per hari.

Sebelumnya, OPEC dan beberapa negara non-OPEC sepakat untuk membatasi produksi sebanyak 1,8 juta barel per hari hingga Maret 2018 demi mendongkrak harga minyak. Dalam hal ini, hanya ada dua negara yang dikecualikan dalam kebijakan potong produksi, yaitu Nigeria dan Libya.

Tak hanya itu, US Energy Department melaporkan bahwa produksi minyak non-konvensional AS diperkirakan akan meningkat dalam delapan bulan berturut-turut dan mencapai 5,58 juta barel per hari.

Menurut American Petroleum Institute (API), persediaan minyak pada pekan lalu mencapai 1,6 juta barel dan mengakibatkan momen kenaikan harga minyak sempat tertahan setelah sesi perdagangan selesai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER