Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2017 mengalami inflasi sebesar 0,18 persen secara bulanan
(month-to-month/mtm) dan sebesar 3,84 psrsen secara tahun kalender
(year-to-date/ytd). Perkiraan ini lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi Juni 2017 sebesar 0,69 persen secara bulanan.
Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan, laju inflasi ini terbilang stabil dibandingkan beberapa bulan sebelumnya. Sumber inflasi juga diproyeksikan tak berasal dari gejolak harga pangan
(volatile foods) yang kerap dikhawatirkan.
"Inflasi terus terjaga dan kalau diperhatikan, yang menjadi sumber inflasi, yaitu tarif angkutan udara dan antar kota," ujar Agus di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa (25/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan demikian, menurut Agus, sumber inflasi pada bulan ini tak jauh berbeda dengan bulan sebelumnya saat musim mudik lebaran. Pasalnya, arus balik masih terjadi di awal Juli lalu.
Kendati proyeksi inflasi Juli rendah, Agus menekankan bahwa pemerintah bersama BI tetap akan berkoordinasi untuk menjaga laju inflasi di tahun ini. Hal tersebut dilakukan agar capaian inflasi tetap rendah, seperti tahun lalu yang berada dikisaran 3,02 persen secara tahunan
(year-on-year/yoy)."Karena sudah tiga tahun ini pemerintah sudah berkoordinasi (dengan BI) bukan hanya saat bulan ramadan (untuk jaga inflasi). Tapi kami perhatikan agar inflasi sepanjang tahun terjaga. Kita nanti tanggal 27 Juli akan ada Rakornas (jaga inflasi)," imbuh Agus.
Adapun sepanjang tahun ini, BI memproyeksi inflasi berada di kisaran empat persen plus minus satu persen. Sementara itu, pemerintah sebelumnya memperkirakan inflasi sebesar 4 persen dalam asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Namun, target inflasi tersebut kemudian diubah menjadi 4,3 persen dalam Rancangan APBN Perubahan 2017.