Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak merosot pada perdagangan Selasa (9/8) waktu Amerika Serikat seiring peningkatan ekspor dari negara-negara pentolan organisasi negara-negara pengekspor minyak dunia (OPEC).
Dikutip dari
Reuters, ekspor dari anggota OPEC menyentuh rekor tertinggi di bulan Juli silam yang ditopang oleh produksi Nigeria dan Libya. Adapun, dua negara tersebut dikecualikan dari kebijakan pemangkasan produksi hingga Maret 2018 mendatang.
Perwakilan dari OPEC dan non-OPEC mengatakan, organisasi kartel minyak itu berharap anggotanya bisa lebih patuh untuk mengurangi produksi sebesar 1,8 juta barel per hari. Bahkan rencananya, perusahaan minyak pelat merah Arab Saudi, Saudi Aramco akan memangkas alokasi ekspornya ke angka 520 ribu barel per hari.
Akibatnya, harga minyak Brent ditutup melemah US$0,23 ke posisi US$52,14 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah AS juga lesu US$0,22 ke angka US$49,17 per barel.
Produksi minyak non-konvensional AS menggarisbawahi upaya untuk meningkatkan efisiensi pengeboran untuk mendorong keuntungan. Namun, ada kemungkinan perusahaan masih akan terus memompa minyak lebih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT