Yogyakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) menilai banyaknya pengguna ponsel oleh masyarakat Indonesia dapat mendorong tercapainya target inklusi keuangan nasional sebesar 75 persen pada 2019 mendatang.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menyebut, pengguna ponsel memiliki peran dalam peningkatan inkluasi keuangan. Saat ini, jumlah pengguna ponsel mencapai 371,4 juta. Namun, jumlah itu masih minim kalau dibandingkan dengan total populasi Indonesia yang mencapai 270 juta penduduk.
Menurutnya, melalui ponsel, probabilitas pengguna untuk menjangkau akses fasilitas lembaga keuangan, seperti perbankan, semakin terbuka lebar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudahan dan fleksibilitas yang ditawarkan teknologi digital dapat menghilangkan hambatan orang-orang yang tidak berpendidikan untuk memperoleh akses finansial," ujarnya di Yogyakarta, Senin (28/8).
Terlebih lagi, masyarakat yang berada di pulau terpencil akan semakin mudah mendapatkan layanan keuangan dengan teknologi digital tersebut. Hal ini dinilai penting untuk Indonesia yang memiliki banyak pulau.
"Hal ini akan mendorong tercapainya target inklusi keuangan dari 36 persen pada 2014 lalu menjadi 75 persen pada 2019 nanti," imbuh Mirza.
Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Eni V Panggabean menuturkan, bank sentral mencatat posisi inklusi keuangan saat ini berkisar 50 persen sampai 60 persen dan akan bertahan di level itu pada akhir tahun ini.
"Tapi, kenaikan sudah banyak, tahun 2011 lalu hanya 19 persen, tahun 2014 sebesar 36 persen. Kan sudah naik berapa persen itu," terang Eni.
BI berkomitmen akan terus mendorong partisipasi masyarakat dalam menggunakan lembaga jasa keuangan dengan berbagai kementerian terkait dalam hal gerakan non tunai.
"Kami galakkan dan itu menjadikan orang semakin mengenal non tunai, ini kerja sama dengan berbagai kementerian, termasuk elektronifikasi jalan tol," jelasnya.