ANALISIS

Menakar Kemungkinan Setelah Suku Bunga 'Disunat'

CNN Indonesia
Rabu, 23 Agu 2017 12:09 WIB
Setelah 10 bulan menahan suku bunga acuan, Bank Indonesia (BI) akhirnya memangkas 7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen.
Setelah 10 bulan menahan suku bunga acuan, Bank Indonesia (BI) akhirnya memangkas 7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah 10 bulan menahan suku bunga acuan, Bank Indonesia (BI) kemarin akhirnya mengumumkan pemangkasan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen.

Tak hanya itu, BI juga menyeret turun struktur suku bunga operasi moneter sebesar 25 basis poin sehingga suku bunga Deposit Facility menjadi 3,75 persen dan suku bunga Lending Facility menjadi 5,25 persen.

Keputusan tersebut sebenarnya tidak terlalu mengagetkan. Pasalnya, Gubernur BI Agus DW Martowardojo beberapa waktu lalu telah memberikan sinyal pelonggaran moneter untuk memacu pertumbuhan kredit yang masih di bawah ekspektasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Per Juni 2017, kredit perbankan hanya tumbuh 7,8 persen, lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya 8,7 persen.


Peluang pemangkasan suku bunga acuan muncul dari sisi domestik dan eksternal. Dari sisi domestik, inflasi yang terjaga, bahkan lebih rendah dibandingkan perkiraan, memberikan ruang untuk memangkas BI7DRRR.

Secara tahun berjalan, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Juli 2017 tercatat 2,60 persen (ytd) atau secara tahunan mencapai 3,88 persen (yoy). Capaian itu masih sejalan dengan target BI tahun ini, di kisaran 3 hingga 5 persen.

Menakar Kemungkinan Setelah Suku Bunga 'Disunat'(CNN Indonesia/Fajrian)
"Ke depan, inflasi diperkirakan akan tetap rendah di dalam kisaran sasaran inflasi yang ditetapkan, didukung oleh masih cukupnya sisi penawaran dibandingkan permintaan (kesenjangan output), stabilnya nilai tukar rupiah, tren menurunnya inflasi global, dan rendahnya risiko kenaikan administered prices," tutur Agus dalam konferensi pers kemarin.

Selain itu, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) juga menunjukkan surplus dengan defisit transaksi berjalan yang terjaga dan dapat dibiayai oleh surplus neraca modal dan keuangan yang besar.

Pada kuartal II 2017, NPI mencatat surplus US$0,7 miliar ditopang oleh surplus transaksi modal dan keuangan sebesar US$5,9 miliar melebihi defisit neraca transaksi berjalan sebesar US$5,0 miliar atau 1,96 persen dari Pendapatan Domestik Bruto.

Kinerja NPI diperkirakan tetap mencatat surplus untuk keseluruhan tahun 2017 dan tahun 2018. Defisit transaksi berjalan diperkirakan tetap terjaga dalam batas aman di bawah 3 persen PDB, yaitu di kisaran 1,5-2 persen PDB pada tahun 2017 dan di kisaran 2-2,5 persen PDB pada tahun 2018," ujar Agus.


Dari sisi eksternal, kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Fed Fund Rate (FFR) juga diperkirakan tidak akan seagresif perkiraan di awal.

Proyeksi itu diambil berdasarkan perkembangan kondisi perekonomi terkini Negeri Paman Sam di mana ekonominya diproyeksi tumbuh lebih rendah sejalan dengan konsumsi yang melemah dan investasi yang tertahan oleh prospek penurunan harga minyak.

Dampak ke Bunga Kredit Bank

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3 4 5
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER