Integrasi Pembayaran Transportasi Diklaim Ampuh Atasi Macet

CNN Indonesia
Rabu, 06 Sep 2017 15:54 WIB
Integrasi sistem pembayaran transportasi juga akan membuat masyarakat yang tadinya menggunakan kendaraan pribadi beralih ke angkutan umum.
Integrasi sistem pembayaran transportasi juga akan membuat masyarakat yang tadinya menggunakan kendaraan pribadi beralih ke angkutan umum. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meyakinkan integrasi sistem pembayaran moda transportasi bakal mengurangi kemacetan di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan, integrasi sistem pembayaran membuat operasional angkutan umum lebih efisien dan nyaman digunakan oleh penumpang. Hal itu akan membuat masyarakat yang tadinya menggunakan kendaraan pribadi beralih ke angkutan umum.

"Semakin efisien cara pembayaran dan makin efisien kita mengetahui pemetaan pasti penggunaan kendaraan yang belum efisien akan turun," tutur Budi di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (6/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, integrasi pembayaran melalui sistem berbasis uang elektronik memungkinkan pencatatan pergerakan penumpang secara otomatis. Alhasil pengumpulan data moda transportasi dan penumpang menjadi lebih akurat. Hal ini penting sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.

"Data yang benar akan membuat kami bisa menganalisis lebih cermat, mana-mana saja daerah yang perlu kami perbaiki, mana-mana saja daerah yang perlu kami tutup," ujarnya.

Bagi operator transportasi, lanjut Budi, integrasi sistem pembayaran berbasis uang elektronik akan memberikan kemudahan. Pasalnya, pembayaran oleh konsumen langsung masuk ke dalam rekening operator di perbankan.

"Artinya, tidak ada uang yang tercecer di bangku-bangku atau di laci-laci pengemudi," jelasnya.

Budi tidak menyebutkan potensi jumlah masyarakat pengguna kendaraan pribadi yang beralih ke kendaraan umum jika seluruh sistem pembayaran moda transportasi di Jabodetabek terintegrasi tahun depan.

Namun demikian, pemanfaatan angkutan umum masih minim. Sebagai gambaran, saat ini pergerakan transportasi di Jabodetabek ada di kisaran 40 juta pergerakan. Sementara, kontribusi angkutan umum hanya berkisar 24 persen.

Senada dengan Budi, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat juga menilai integrasi sistem pembayaran berbasis nontunai penting dalam mendukung integrasi sistem moda transportasi.

"Sekarang kita gencar menyempurnakan sistem transportasi masal di kawasan Jakarta. Secara fisik, infrastruktur kami siapkan, tetapi juga langsung pararel diikuti dengan persiapan untuk sistem integrasi antar moda transportasi di Jakarta," katanya.

Menurut Djarot, transportasi publik yang terintegrasi sudah menjadi keharusan di Jakarta dan sekitarnya. Pasalnya, saat ini, jumlah kendaraan pribadi telah melampaui jumlah penduduk.

Djarot mencatat, jumlah kendaraan roda dua telah mencapai 13,9 juta unit. Kemudian, jumlah kendaraan roda empat ada di kisaran 3,9 juta unit. Padahal, jumlah penduduk Jakarta tercatat 10,1 juta orang.

"Kalau dibiarkan terus, (penduduk) Jakarta dan kawasan-kawasan sekitarnya begitu keluar rumah langsung terjebak macet," jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menargetkan integrasi seluruh sistem pembayaran elektronik bidang transportasi di Jabodetabek bakal terwujud tahun depan. Dengan integrasi tersebut, nantinya masyarakat akan dapat menggunakan uang elektronik dari berbagai penerbit pada berbagai moda transportasi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER