Di sisi lain, analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, selain saham berkapitalisasi besar, sebagian besar investor domestik juga terlihat menyasar saham lapis kedua yang memiliki sentimen pemberitaan positif.
Ia menilai, pergerakan harga saham lapis kedua lebih berfluktuasi, sehingga investor berpotensi mendapatkan keuntungan lebih besar dibandingkan dengan saham berkapitalisasi besar yang pergerakannya lebih terbatas.
"Berita saham berkapitalisasi kecil (small capitalization) lebih banyak, beritanya tidak biasa, jadi kalau positif naiknya bisa kencang sekali," tutur Reza.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila dicontohkan, harga saham PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk (CMPP) yang langsung menukik tajam setelah pemberitaan rencana
backdoor listing PT Indonesia Airasia mencuat di media massa.
Sepanjang pekan lalu saja, harga saham perusahaan pengangkutan batu bara dan pelayaran ini lompat 140,5 persen menjadi Rp1.140 per saham. Sementara, harga sahamnya pada 4 September 2017 masih berada di level Rp474 per saham.
"Padahal, sebelumnya banyak juga yang mungkin tidak tahu perusahaan Rimau Multi Putra Pratama. Tapi nanti setelah pemberitaan mereda, pergerakannya berubah lagi," terang Reza.
 (CNN Indonesia/Fajrian) |
Reza memang tidak menampik jika masih banyak investor yang menempatkan dananya di saham berkapitalisasi besar, hanya saja nilai transaksi di saham lapis kedua bisa mengimbangi jumlah transaksi di saham lapis pertama (
first liner) yang terbatas.
Melihat kondisi yang terjadi, investor domestik memiliki peran yang cukup penting di pasar modal Indonesia. Pasalnya, IHSG tak lagi bergantung pada aksi jual dan beli investor asing seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Jumlah investor saat ini mayoritas lokal, investor ritel di Indonesia kan banyak sekali," ucap Direktur Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Syafruddin.
Artinya, secara persentase jumlah investor domestik pasar modal keseluruhan sudah tembus 50 persen dibandingkan dengan investor asing.
Merujuk data KSEI, jumlah investor domestik ritel saham dan obligasi meningkat dari tahun 2012 hingga 31 Juli 2017. Sepanjang tujuh bulan pertama tahun ini, jumlah investor domestik ritel sebanyak 568.923. Sementara, pada akhir tahun 2012 baru berjumlah 267.995.