ANALISIS

Anomali Hijaunya IHSG di Tengah Aksi Jual Investor Asing

CNN Indonesia
Senin, 11 Sep 2017 12:02 WIB
Investor asing tercatat menarik dana hingga Rp6 triliun dari lantai bursa sejak awal tahun, namun Indeks Harga Saham Gabungan mampu tumbuh positif.
Perkumpulan massa yang akhir-akhir ini sering terjadi di dalam negeri membuat investor asing khawatir. Mereka resah dengan tingkat keamanan di Indonesia. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Teguh berpendapat, perkumpulan massa yang akhir-akhir ini sering terjadi di dalam negeri membuat investor asing khawatir. Mereka resah dengan tingkat keamanan di Indonesia.

"Misalnya yang terakhir terjadi perkumpulan massa di Candi Borobudur terkait konflik kelompok Rohingya di Myanmar," kata Teguh.

Sebelumnya, beberapa perkumpulan massa juga terjadi terkait kelompok yang mendukung penuntutan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan kelompok yang berada di sisi Ahok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dulu kan terjadi konsentrasi massa hanya pada hari-hari besar, misalnya hari buruh. Kalau sekarang terlihat pemerintah sibuk berurusan dengan organisasi kemasyarakatan (ormas)," ujar Teguh.

Selain itu, kondisi geopolitik Korea Utara juga mempengaruhi investor asing keluar dari pasar modal. Namun, Teguh meyakini mereka hanya keluar sementara hingga konflik geopolitik mereda.

"Tapi sebenarnya mereka tidak hanya dari Indonesia saja, tapi juga keluar dari kawasan Asia," ungkap Teguh.

Senada, Reza menerangkan, investor asing terlihat sudah tidak nyaman dengan kondisi dalam negeri karena beberapa hal, seperti data pertumbuhan ekonomi pada kuartal II yang stagnan di level 5,01 persen.

Hal ini diperkuat dengan maraknya pemberitaan terkait pelemahan daya beli masyarakat sepanjang semester I tahun ini. Kemudian, nilai tukar rupiah yang rentan terdepresiasi dengan sentimen global.

"Selain tidak nyaman, keluarnya asing juga mungkin mereka melakukan rebalancing asset. Jadi untuk mencapai targetnya mereka sekarang keluar dulu," jelas Reza.

Jika dilihat dalam 11 tahun terakhir perdagangan saham di Indonesia, maka terjadi dua kali net sell dengan nilai fantastis. Hal ini terjadi pada tahun 2013 dengan jumlah Rp20,64 triliun dan tahun 2015 sebesar Rp22,58 triliun.

Sejumlah analis sepakat, alasan asing keluar pada tahun 2013 disebabkan kondisi ekonomi dalam negeri yang tidak kondusif dan berbagai target pemerintah yang tak tercapai.

Pada tahun 2014 asing kembali kompak masuk dikarenakan ada "Jokowi Effect". Pada tahun itu, pesta demokrasi berupa Pemilihan Presiden (Pilpres) diselenggarakan dan Joko Widodo ditetapkan menjadi Presiden Republik Indonesia (RI).

Namun, asing kembali keluar dari pasar modal pada tahun 2015 dengan jumlah yang tak kalah besar dari tahun 2013, yakni Rp22,58 triliun.

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER