Dorong Serapan Pekerja, Pemerintah Genjot Pendidikan Vokasi

CNN Indonesia
Rabu, 13 Sep 2017 11:33 WIB
Saat ini, dari total 130 juta angkatan kerja Indonesia, sebanyak 60 persen diantaranya merupakan tenaga kerja berpendidikan SD dan SMP.
Saat ini, dari total 130 juta angkatan kerja Indonesia, sebanyak 60 persen diantaranya merupakan tenaga kerja berpendidikan SD dan SMP. (CNN Indonesia/Ajeng Dinar Ulfiana)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menyatakan peningkatan pendidikan dan pelatihan vokasi (vocational training) menjadi salah satu prioritas pemerintah. Hal ini bertujuan untuk membantu angkatan kerja baru yang mengalami ketidaksesuaian (mismatch) antara kualifikasi dengan kebutuhan dunia industri.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri mengungkapkan penyebab dari tidak terserapnya angkatan kerja dengan cepat oleh dunia usaha salah satunya oleh sistem pendidikan Indonesia yang belum berorientasi pada kebutuhan dunia industri.

Saat ini, dari total 130 juta angkatan kerja Indonesia, sebanyak 60 persen diantaranya merupakan tenaga kerja berpendidikan SD dan SMP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Untuk itu perlu adanya intervensi dari pemerintah dan tentunya dunia industri. Jadi dilakukan vocational training sehingga angkatan kerja baru ini punya tools untuk masuk pasar kerja," tutur Hanif dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (13/9).

Pemerintah dan dunia usaha harus bersinergi agar peluang bagi angkatan kerja lama dan baru ini semakin luas dalam mengakses pelatihan kerja baik di lingkungan perusahaan maupun melalui Balai Latihan kerja (BLK).

Bagi pekerja lama, pemerintah juga mendorong pelaksanaan pelatihan vokasi kembali (vocational retraining). Hal ini dapat membantu pekerja lama untuk meningkatkan keahlian dan kompetensinya. Dengan demikian, pekerja lama bisa meningkatkan kesejahteraannya.

Menurut Hanif, dunia kerja di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya berasal dari perkembangan teknologi dan persaingan yang pesat. Sementara, kapasitas sumber daya manusia ada saat ini dinilai tidak banyak yang siap menghadapi kompetisi.


“Kami harus mengantisipasi kondisi dunia yang berubah begitu cepat, persaingan terjadi dimana-mana. Bahkan untuk masuk ke dunia kerja saja dihadapkan pada iklim kompetisi yang ketat,” ujarnya.

Tingginya tingkat kompetisi ini menuntut setiap individu menyiapkan diri. Salah satu hal yang harus disiapkan tenaga kerja adalah penguasaan kompetensi dan daya saing.

"Apalagi kami dihadapkan pada 2 juta angkatan kerja baru tiap tahunnya. Mereka yang angkatan kerja baru ini tidak bisa langsung masuk pasar kerja," jelasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER